ABSTRAKSI
Epistemologi adalah sebuaah istilah
yang berasal dari bahasa Yunani yang artinya adalah Teori Pengetahuan. Objek
kajian epistemologi adalah membicarakan mengenai sumber-sumber, karakteristik
dan kebenaran pengetahuan. “Epistemologi
is the branch of philosophy which investigates the origin, structure, method,
and validity of knowledge” (Runes)[1].
Bahasan-bahasan Epistenologi sangat berkaitan erat dengan persoalan
metafisika (ilmu yang membahas diluar
alam fisik/jasad). Epistemologi membahas persoalan pada apa yang ada.
Bahasan epistemologi adalah pada
persoalan pengetahuan, pertanyaanya mungkinkah pengetahuan diperoleh atau
tidak, apakah kita bisa mendapatkan pengetahuan yang benar. Dalam epistemologi
pengetahuan yang benar haruslah jelas sumbernya, struktur pengetahuan itu
sendiri. Tetapi Plato berpendapat bahwa Seorang manusia tidak perlu menyelidiki
apa yang dia ketahui karena dia telah mengasumsikan bahwa manusia itu sudah
tahu dan tidak perlu menyelidiki, demikian halnya juga bahwa manusia tidak
perlu menyelidiki yang tidak diketahui, karena dia tidak tahu apa yang harus
diselidiki. Sedangkan Imannuel Kant menyebut bahwa epistemologi sebagai ilmu
tentang batas-batas serta kemungkinan pengetahuan.
Secara garis besar bahwa
epistemologi adalah salah satu cabang filsafat yang membahas pengetahuan dengan
upaya evaluatif dan kritis tentang pengetahuan, teori yang berpusat pada
batas-batas, struktur dan sumber ilmu pengetahuan.
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Pada dasarnya ketika manusia hidup didunia ini,
ketika berinteraksi dengan manusia lainnya, Tuhan dan alamnya, sebagai makhluk
sempurna dan makhluk pencari kebenaran, dia akan menggunakan akal dan pikirinya
dengan berorientasi pada kebenaran dan akan terus berlangsung dari waktu kewaktu.
Didalam perjalanan kehidupan manusia tersebut, keberadaan akal pikiran manusia
dan juga alam akan selalu bergerak dengan dinamikanya. Sehingga dengan keadaan
tersebut manusia juga dituntut untuk mengikuti keadaan tersebut, bahkan mungkin
bisa mengendalikannya dengan didampingi Tuhan sang pencipta kebenaran.
Dengan kondisi tersebut diatas, manusia sebagai
makhluk yang selalu tidak puas dengan keadaan yang sudah ada dan memiliki rasa
ingin tahu yang tinggi, maka manusia akan selalu berusaha mencari tahu apa yang
dia ingin ketahui untuk mendapatkan jawabannya. Maka manusia yang benar-benar
menggunakan akal pikirannya akan selalu berusaha mencari tahu itu, jika dia
mendapatkan jawaban dari yang ingin dia ketahui itu, maka dia akan mengujinya
dan juga mengukurnya dengan methode-methode tertentu untuk mendapat rasa ingin
tahu tersebut. Hal tersebut akan selalu terus berlangsung seiring manusia dalam
memenuhi rasa ingin tahunya.
Disamping hal tersebut diatas,
berbagai kajian pengetahuan ini juga akan memberi sebuah wacana dan nilai bagi
keberlansungan hidup umat manusia. Dengan nilai-nilai pengetahuan ini
keberlangsungan umat manusia akan selalu terjaga, karena generasi penerus dari
umat manusia ini akan memiliki prinsip, apakah
pengetahuan bisa diaplikasikan dan bagaimana mengaplikasikan pengetahuan itu.
B.
Rumusan
Masalah
Dalam Bahasan ini akan coba kita
bahas dan kita jelaskan beberapa hal mengenai Epistemologi :
- Pengertian Epistemologi
- Jenis Pengetahuan
- Teori-Teori Pengetahuan
- Cara Mendapatkan dan mengembangkan pengetahuan / Metode ilmiah
- Macam-Macam Metode Ilmiah
- Aktualisasi Epistemologi.
C.
Tujuan
Makalah
Berbagai pengkajian pemikiran dari
teori pengetahuan sangat mutlak dibutuhkan, karena kajian-kajian tersebut akan
membuka realitas dari pengetahuan itu sendiri. Hasil dari kajian-kajian
tersebut akan memberikan gambaran dan dampak terhadap subyek dalam hal ini
manusia sebagai khalifah di muka bumi ini, perspektif manusia terhadap alam,
sang pencipta, dan hal-hal pendukung lainnya yang mendukung keberadaan manusia
bersama alam semesta ini dan sikap manusia terhadap alam itu sendiri. Yang pada
akhirnya manusia mengetahui tujuan dan hakikat dari suatu pemikiran tersebut.
Makalah ini penulis buat dengan
sangat sederhana. Tetapi mudah-mudahan makalah ini bsa membuka cakrawala baru
bagi penulis pada khususnya dan pemnbaca pada umumnya akan keberadaan ilmu pengetahuan.
BAB II
EPISTEMOLOGI
A. Pengertian Epistemologi
Secara etimologi kata epistemologi berasal dari kata
Yunani kuno “episteme” yang berarti
pengetahuan. Dan “logos” artinya teori. Secara asal-usul kata epistemologi
berarti teori pengetahuan. Pengertian epistemologi secara istilah merupakan
suatu cabang filsafat yang membahas atau mengkaji tentang asal, struktur,
metode, serta keabsahan pengetahuan[2].
Berdasar pengertian tersebut diatas dapat dipahami bahwa suatu pengetauan
hendaknya diperkuat dan dilatarbelakangi oleh sistem-sistem yang berupa metode,
struktur, otentisitas yang ilmiah, dan membahas tentang sumber, karakter,
kebenaran pengetahuan.
Eptstemologi menitikberatkan pada persoalan pada
apakah yang ada, yang didalamnya mengandung :
-
Masalah sumber pengetahuan / originalitas
-
Apakah sumber-sumber pengetahuan itu
-
Dari mana pengetahuan yang benar, dan bagaimana kita dapat mengetahui
-
Msalah penampilan / appereance
-
Apa yang menjad karakteristik pengetahuan
-
Adakah dunia nyata diluar akal, jika ada dapatkah diketahui
-
Masalah mencoba kebenaran / verivikasi
-
Apakah pengetahuan kita itu benar
-
Bagaimana membenarkan antara kebenaran dan kekeliruan[3]
B. Jenis
Pengetahuan
Sumber-sumber yang dipakai
manusia ontuk mencari pengetahuan dan kebenaran :
1.
Pengetahuan Wahyu (revealed knowledge)
Tuhan telah memberika
petunjuk yang berupa wahyu kepada manusia yang berisi pengetahuan dan
kebenaran. Kebenaran Tuhan yang berupa firman adalah mutlak dan abadi.
Pengetahuan wahyu adalah pengetahuan yang bersumber dari luar manusia.
2.
Pengetahuan Rasional (rational knowledge)
Pengetahuan yang
didapatkan manusia dengan cara berlatih akal/rasio manusia semata. Pengetahuan
ini tidak disertai dengan observasi/ penelitian terhadap ha-hal faktual. Dengan
berpronsip pada paradigm logika formal dan matematika murni dan kebenarannya dapat
dibuktikan dengan pemikiran abstrak, dapat diterapkan pada pengalaman indera
tetapi tidak bias disimpulkan dari pengalaman indera.
Berdasar pemahaman ini,
maka yang dicari adalah kepastian dan kesempurnaan yang sistematis.
3.
Pegetahuan Intuitif (intuitive knowledge)
Pengetahuan intuitif lahir
dari dalam diri manusia pada saat manusia tersebut menghayati sesuatu dan muncul
secara tiba-tiba dalam kesadaran manusia.
Pengetahuan intuitif tidak
bias diuji dengan obsrvasi, experimem ataupun perhitungan, karena tidak
bersifat hipotesis. Karena bersifat pribadi, pengetahuan intuitif tidak bias
dikembangkan, bersifat subyektif tidak terlukiskan dan sulit diketahui apakah
seseorang memiliki pengetahuan intuitif atau tidak.
4.
Pengetahuan Otoritas (authoritative knowledge)
Pengetahuan yang diperoleh
dari hasil pemikiran dan pendapat seorang pakar dibdangnya dan telah dijamin
otoritas / sumber yang memiliki wibawa ataupun wewenang.
5.
Pengetahuan Empris (empirical knowledge)
Pengetahuan empiris adalah
pengetahuan yang bersumber atas bukti penginderaan, penglihatan, pendengaran,
serta sentuhan indera-indera lainnya. Sehingga dengan memperoleh hal tersebut
manusia bisa memiliki sebuah konsep tentang dunia terutama disekitar kita.
Pengetahuan ini memiliki
paradigm sains, dimana hipotesis-hipotesis sains diuji dengan observasi atau
eksperimen[4].
Faham empirisme menyatakan
bahwa pengetahuan bisa diperoleh melalui pengalaman, observasi dan
penginderaan. Tetapi pengalaman ini bukanlah sesuatu yang bertentangan dengan
rasio dan akal, akal dilibatkan sebagai suatu bagian integral dari pengalaman.
C. Teori-Teori
Pengetahuan
1.
Teori Korespondensi
Teori ini menyatakan bahwa kebenaran merupakan suatu
persesuaian antara fakta dan situasi nyata. Persesuaian antara pernyataan dalam
pikiran dengan situasi lingkungan sebrnarnya.
2.
Teori Pragmatisme
Menurut teori pragmatisme,
bahwa kebenaran tidak bisa bersesuaian dengan kenyataan, sebab kita hanya bias
mengetahui dari pengalaman saja.
Kebenaran sebuah pernyataan
dapat diukur dengan suatu kriteria, apakah pernyataan tersebut bersifat
fungsional dalam kehidupan praktis atau tidak. Maksud dari pemahaman tersebut
adalah pernyataan akan dikatakan benar apabila memiliki kegunaan praktis dalam
kehidupan manusia.
3.
Teori Koherensi
Dalam teori ini, bahwa kebenaran bukanlah suatu
persesuaian antara pikiran dengan kenyataan, tetapi kesesuaian yang harmonis
antara pikiran/pendapat manusia dengan pengetahuan manusia yang telah
dimilikinya. Pemahamsan teori kebenatan ini lebih banyak diakui oleh golongan
idealis.
D. Cara
Mendapatkan dan mengembangkan pengetahuan / Metode ilmiah
Metode Ilmiah adalah
istilah yang biasa dipakai dalam istilah filsafat untuk mendapatkan dan
mengembangkan pengetahuan. Metoda ilmiah adalah serangkaian proses yang
mencakup berbagai tindakan pikiran, sistem kerja, langkah-langkah dan cara
tekhnis untuk memperoleh pengetahuan yang baru ataupun mengembangkan pengetahuan
yang sudah ada. Metoda Ilmiah ini menurut The Liang Gie meliputi :
1.
Pola Prosedural
Pengamatan, percobaan,
pengukuran, survai, deduksi, induksi, dan analisis.
2.
Tata Langkah
Penentuan masalah,
Perumusan hipotesis (jika perlu), pengumpulan data, penurunan kesimpulan dan
pengujian
3.
Tekhnik
Wawancara,
angket, test, dan perhitungan.
4.
Instrumen
Pedoman
wawancara, kuisioner, timbangan, meteran, computer.
E. Macam-Macam
Metode Ilmiah
1.
Metode Deduktif
Metode ilmiah yang
diterapkan dalam penelitian kuatitatif, didalam metode ini teori ilmiah yang
telah diterima kebenatannya dijadikan
acuan untuk mencari kebenaran selanjutnya.
2.
Metode Induktif
Metode ilmiah yang
diterapkan dalam penelitian kualitatif, didalam metode ini dengan pengamatan
dan penyelidikan dan diakhiri dengan penemuan teori.
Metode Ilmiah lain untuk
mendapatkan pengetahuan :
1.
Metode Rasionalisme
Metode yang mengutamakan
rasio / akal pikiran untuk memperoleh pengetahuan, pengalaman hanyalah
perangsang unttuk memperoleh pengetahuan.
2.
Metode Empirisme
Metode yang mengutamakan
pengalaman sebagai hal yang utama, baik pengalaman lahiriah maupun batiniah
manusia. Bahan dari pengalaman tersebut diolah dan dikembangkan oleh akal, dan
pengalaman sebagai sumber pengetahuan, karena pengalaman diambil dari kepastian
dari dunia fakta dan nyata.
F.
Struktur Pengetahuan
Ilmiah
Suatu pengetahuan bisa
dikatakan pengetahuan ilmiah atau ilmu jika pengetahuan tersebut telah diproses
secara metode ilmiah dan telah memenuhi syarat-syarat keilmuan. Ilmu adalah
sekumpulan pengetahuan yang sistematis. Pengetahuan ilmiah memiliki beberapa
fungsi antara lain : menjelaskan, meramal dan mengontrol.
BAB III
AKTUALISASI
EPISTEMOLOGI
Penulis memahami bahwa teori
bukanlah suatu ilmu pemikiran yang
bersifat teoritis saja, ilmu yang hanya bersifat pemikiran-pemikiran dan
dimensi dari berbagai kalangan filsuf saja, sejarah pemikiran saja, dengan
berbagai aktualisasi filsafat, penulis mencoba memberi argumen bahwa bisa diaplikasikan diberbagai aspek kehidupan nyata.
antara lain :
-
Teori Pengetahuan Sebagai
Ilmu
-
Teori Pengetahuan
Sebagai Cara Berpikir
-
Teori Pengetahuan
Sebagai Pandangan Hidup
-
Teori Pengetahuan Sebagai
Pemikiran yang Reflektif
Dari berbagai aspek aktualisasi
epistemologi tersebut diatas, penulis bisa memahami gambaran tersebut. Jika
keempat pemahaman tersebut diatas digabungkan dan berorientasi pada aplikasi
dan aktualisasi, maka penulis akan menyatakan seperti berikut :
“Ilmu / Pengetahuan yang
dimiliki manusia hendaknya menjadi suatu dasar cara berpikir yang akan menghasilkan suatu standar hasil
pemikiran, pandangan hidup dan dengan secara terus
menerus, belajar dari pengalaman sesuai
dengan pemikiran yang reflektif
dan dinamis, demi kesinambungan hidup, dan untuk generasi masa depan”
Standar
hasil pemikiran, pandangan hidup diatas bisa
diartikan sebagai hasil pemikiran yang bisa berbentuk multi dimensi, Teori,
rumus, benda, mobil, komputer, pesawat, , telepon, hasil kebun, hasil ternak
dan lain sebagainya..
Belajar
dari pengalaman sesuai dengan pemikiran yang reflektif dan dinamis, artinya
standar hasil pemikiran yang terbentuk pada saat itu dengan belajar dari hasil
tadi dan dengan pemikiran yang dinamis akan selalu terus berkembang seiring
dengan dinamisasi zaman
Untuk lebih sederhananya penulis
menggambarkan ilustrasi contoh seperti berikut:
Pada zaman sekarang ini hampir
semua kalangan, termasuk anak kecil, mengenal dengan yang dinamakan Handphone,
atau telepon genggam, telepon seluler yang merupakan bagian dari pesawat telepon
pada umumnya. Dengan berbagai keunggulan, fasilitas, fitur-fitur dan
kecanggihan yang ditawarkan berbagai merk handphone masyarakat kebanyakan
menggunakannya tapi sedikit diantara mereka yang sambil berpikir dan bertanya.
Tentang asal muasal telepon dan bagaimana bisa secanggih ini, apakah pada waktu
lahir telepon sudah secanggih ini dan masih banyak pertanyaan semacam itu.
Telepon, pada awalnya merupakan
suatu jasa listrik yang dipakai untuk mengirim berita melalui kawat. Mungkin
kalau Alexander Gtaham Bell (1847-1922), tidak belajar listrik dan tidak
berpikir untuk menciptakan suatu alat yang bisa dipakai untuk tukar menukar
kata pada satu jarak antara dua orang melalui kawat pada saat yang sama[5],
kita tidak tahu apakah telepon saat ini ada atau tidak, dan kalaupun sudah ada
apakah sudah secanggih ini.
Telepon yang pada awalnya masih
sangat sederhana, berdasar pada hasil yang sudah ada tadi manusia terus
berpikir untuk mengembangkan secara terus menerus yang pada akhirnya untuk saat
ini telepon bisa tidak menggunakan kabel sehingga
bisa digunakan dimana saja selama dalam wilayah jaringan dan tidak menutup
kemungkinan dimasa mendatang akan terus berkembang.
Dari gambaran tersebut diatas,
dengan pemikiran manusia mendapat hasil dari pemikiran tersebut yang mungkin
lebih dari yang diharapkan, bahkan Graham Bellpun pada saat itu mungkin belum
berpikir sejauh hasil yang kita dapat sekarang.
Artimya sangat diperlukan manusia
yang super cerdas, yang bisa menghasilkan suatu pemikiran yang tinggi yang
bahkan pemikiran tersebut melebihi dari zamannya, dimana pemikiran tersebut
pula bisa diapresiasi dan diaplikasikan dalam bentuk standar hasil pemikiran /
produk yang akan memajukan dunia dari satu generasi ke generasi berikutnya.
BAB
IV
KESIMPULAN
1. Pengertian
epistemologi adalah merupakan suatu cabang filsafat yang membahas atau mengkaji
tentang asal, struktur, metode, serta keabsahan pengetahuan. Eptstemologi
menitikberatkan pada persoalan pada apakah yang ada.
2. Jenis Pengetahuan
meliputi : Pengetahuan Wahyu (revealed
knowledge), Pengetahuan Rasional (rational knowledge), Pegetahuan Intuitif
(intuitive knowledge), Pengetahuan Otoritas (authoritative knowledge), Pengetahuan
Empris (empirical knowledge).
3. Teori-Teori Pengetahuan meliputi : Teori
Korespondensi, Teori
Pragmatisme, dan Teori Koherensi.
4. Metode Ilmiah adalah istilah yang biasa dipakai
dalam istilah filsafat untuk mendapatkan dan mengembangkan pengetahuan. Metoda
ilmiah adalah serangkaian proses yang mencakup berbagai tindakan pikiran,
sistem kerja, langkah-langkah dan cara tekhnis untuk memperoleh pengetahuan
yang baru ataupun mengembangkan pengetahuan yang sudah ada. Metoda Ilmiah ini
menurut The Liang Gie meliputi : Pola Prosedural, Tata Langkah, Tekhnik dan Instrumen.
5. Macam-Macam Metode Ilmiah
meliputi Metode Deduktif dan Metode Induktif, sedangkan metode lain
meliputi ; Metode Rasionalisme
dan Metode Empirisme.
6. Suatu pengetahuan bisa dikatakan pengetahuan ilmiah
atau ilmu jika pengetahuan tersebut telah diproses secara metode ilmiah dan
telah memenuhi syarat-syarat keilmuan. Ilmu adalah sekumpulan pengetahuan yang
sistematis. Pengetahuan ilmiah memiliki beberapa fungsi antara lain :
menjelaskan, meramal dan mengontrol.
7. Aktualisasi Epistemologi meliputi :
Teori Pengetahuan Sebagai Ilmu, Teori Pengetahuan Sebagai Cara Berpikir,
Teori Pengetahuan Sebagai Pandangan Hidup, dan Teori Pengetahuan Sebagai
Pemikiran yang Reflektif
8. Ilmu
/ Pengetahuan yang dimiliki manusia hendaknya menjadi suatu dasar cara berpikir
yang akan menghasilkan suatu standar hasil pemikiran, pandangan hidup dan
dengan secara terus menerus, belajar dari pengalaman sesuai dengan pemikiran
yang reflektif dan dinamis, demi kesinambungan hidup, dan untuk generasi masa
depan
9. Manusia
yang unggul dan super cerdas, bisa menghasilkan suatu pemikiran yang tinggi
yang bahkan pemikiran tersebut melebihi dari zamannya, dimana pemikiran
tersebut pula bisa diapresiasi dan diaplikasikan dalam bentuk standar hasil
pemikiran / produk yang akan memajukan dunia dari satu generasi ke generasi
berikutnya.
Seorang
Leonardo Da Vinci yang hidup tahun 1452-1519 adalah salah satu contoh, hasil
pemikiran dia terlalu jauh mendahului jamannya. Misalnya dia menciptakan
rencana pesawat terbang, parasut, mobil, dan helikopter. Padahal
kendaraan-kendaraan tersebut baru dibuat orang sekitar 400 tahun kemudian,
bukan waktu yang sebentar untuk berpikir tentang hal yang sangat luar biasa
pada jamannya.
DAFTAR PUSTAKA
Uyoh
Sadulloh, Drs,M,Pd, 2006, Pengantar Filsafat Pendidikan, Bandung : Alfabeta
Asmoro
Achmadi, 2010, Filsafat Umum, Jakarta : Rajawali Press
Anna
Rosdiana, 2009, Ilmuwan Paling berjasa Dunia Dari Timur, Bandung : Arsanazia
Yulan
Eka T. 1986, Ilmuwan dan Penemuannya, Jakarta : Sinar Pengetahuan
A.
Haryono, 1982, Leonardo Da Vinci, Jakarta : Gramedia
Http//:Filsafat.kompasiana.com/2011/05/16/epistemologi (
on line )
Http//:Harmadi-Derasid.blogspot.com/2009/01/epistemologi-pengetahuan-metode-ilmiah ( on line )
0 Komentar