Nama Mufassir
Beliau adalah Abu al-Hasan, ‘Ali bin Muhammad bin Habib al-Mawardi, al-Bashari, asy-Syafi’i.*
Ia menamakan kitab tafsirnya‘an-Nukat Wa al-‘Uyun’.’
Aqidahnya
Beliau seorang Mu’awwil (suka menakwil) yang memuat banyak sekali Ta’wil di dalam kitabnya. Di dalam sebagian tema, ia memiliih pendapat kaum Mu’tazilah, prinsip-prinsip akidah mereka yang rusak serta sepakat dengan mereka dalam masalah takdir. Karena itu, Imam adz-Dzahabi berkata di dalam kitabnya al-Mizan (Mizan al-I’tidal-red), “Shaduq pada dirinya sendiri, tetapi ia seorang penganut Mu’tazilah.”
Sikapnya Terhadap Hadits Dan Sanad
Beliau tidak menyebutkan sanad-sanad dan tidak merujuk riwayat-riwayat yang ada kepada para Mukharrij (pengarang kitab hadits), baik itu para pengarang enam kitab-kitab hadits induk atau pun selain mereka. Kebanyakan hadits, sababun nuzul, perkataan shahabat dan tabi’in yang dinukilnya berasal dari tafsir ath-Thabari.
Sikapnya Terhadap Hukum-Hukum Fiqih
Al-Mawardi seorang pengikut madzhab asy-Syafi’i yang mumpuni dalam madzhabnya. Ia adalah imam madzhab asy-Syafi’i pada masanya. Dalam madzhab ini, ia mengarang kitabnya al-Hawi yang terdiri dari lebih dari 20 jilid (sudah diterbitkan-red). Kefaqihannya tersebut sangat mempengaruhi tafsirnya. Beliau interes menyebutkan perkataan-perkataan imam asy-Syafi’i dalam masalah-masalah fiqih dan menguatkannya. Ia juga menyinggung perkataan-perkataan para imam madzhab lain seperti Abu Hanifah, Imam Malik dan Daud azh-Zhahiri kecuali imam Ahmad. Hal ini barangkali, karena ia menilai imam Ahmad lebih kepada seorang ahli hadits (Muhaddits) ketimbang seorang ulama fiqih (faqih).
Sikapnya Terhadap Qira’at
Beliau menyebutkan al-Qira’at as-Sab’u (Tujuh Bacaan Induk al-Qur’an) di dalam kitabnya dan juga Qira’at Syadzah (bacaan yang janggal) pada sebagian ayat dengan menjelaskan maknanya dan mengarahkannya akan tetapi tidak menyebut sumber-sumber yang dinukilnya.
Sikapnya Terhadap Israiliyyat
Beliau menyebutkan riwayat-riwayat Israiliyyat tetapi tidak memperbanyak, terkadang mengeritiknya.
Sikapnya Terhadap Sya’ir, Nahwu Dan Bahasa
Beliau sangat banyak menukil dari buku-buku yang membahas tentang makna-makna al-Qur’an, gharib dan I’rabnya. Karena itu, anda mendapati di dalam kitab tafsirnya tersebut terdapat beberapa nukilan dari ulama-ulama bahasa seperti imam al-Kisa’iy, al-Farra’, al-Akhfasy, Tsa’lab, al-Mubrid, al-Mufadhdhal bin Salamah, az-Zajjaj, Mu’rij bin Umar, Quthrub, Ma’mar bin al-Mutsanna, Ibn Qutaibah dan lain-lain.
* Untuk memperdalam lagi wawasan tentang biografi at-Mawardi, silahkan baca:
- Tarikh Baghdad , (XII:102)
- al-Muntazhim , (VIII:199)
- Mizan al-I’tidal, (III:155)
- Lisan al-Mizan, (IV:260)
- Al-Bidaayah Wa an-Nihaayah (XII:80)
- Syazarat adz-Dzahab karya Ibn ‘Imad (III:285)
(SUMBER: al-Qawl al-Mukhtashar al-Mubiin Fii Manahij al-Mufassiriin karya Abu Abdillah, Muhammad al-Hamud an-Najdi, hal.12-13)
0 Komentar