Bangsa Arab memiliki lahjah (dialek) yang bermacam-macam yang muncul dari kebiasaan fitrah mereka pada iramanya (pengucapan kata), suaranya dan huruf-hurufnya yang mana kitab-kitab sastra berusaha untuk mengkajinya dengan penjelasan dan pembandingan.
Dan jika bangsa Arab bertingkat-tingkat dialek mereka dari
beberapa sisi dalam menagungkapkan satu makna, maka al-Qur’an yang diwahyukan
oleh Allah kepada Rasul-Nya Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam
menyempurnakan makna kemukjizatan, jika ia mengandung huruf-hurufnya, dan ragam
Qira’ah yang masih murni darinya. Dan, hal itulah yang memudahkan mereka untuk
membaca, menghafal dan memahami.
Nash-nash (teks) hadits secara mutawatir menunjukkan
tentang turunnya al-Qur’an, dalam tujuh huruf, di antara teks-teks tersebut
adalah:
1 Hadits dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu 'anhuma,
bahwasanya dia berkata, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
bersabda:
«أقرأَني جبريلُ على حرفٍ ، فراجَعْتُهُ ، فلم أزلْ أسْتَزِيدُه وَيَزيِدُني ، حتى انتَهى إلى سبعه أحرفٍ »
”Jibril 'alaihissalam membacakan (al-Qur’an)
kepadaku dengan satu huruf, lalu aku berulang kali meminta agar huruf itu
ditambah dan ia menambahkan kepadaku sampai tujuh huruf.” (HR. al-Bukhari dan
Muslim)
2. Hadits dari
Ubay bin Ka’ab radhiyallahu 'anhu berkata:
أَنَّ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- كَانَ عِنْدَ أَضَاةِ بَنِى غِفَارٍ - قَالَ - فَأَتَاهُ جِبْرِيلُ عَلَيْهِ السَّلاَمُ فَقَالَ إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُكَ أَنْ تَقْرَأَ أُمَّتُكَ الْقُرْآنَ عَلَى حَرْفٍ. فَقَالَ « أَسْأَلُ اللَّهَ مُعَافَاتَهُ وَمَغْفِرَتَهُ وَإِنَّ أُمَّتِى لاَ تُطِيقُ ذَلِكَ ». ثُمَّ أَتَاهُ الثَّانِيَةَ فَقَالَ إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُكَ أَنْ تَقْرَأَ أُمَّتُكَ الْقُرْآنَ عَلَى حَرْفَيْنِ فَقَالَ « أَسْأَلُ اللَّهَ مُعَافَاتَهُ وَمَغْفِرَتَهُ وَإِنَّ أُمَّتِى لاَ تُطِيقُ ذَلِكَ ». ثُمَّ جَاءَهُ الثَّالِثَةَ فَقَالَ إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُكَ أَنْ تَقْرَأَ أُمَّتُكَ الْقُرْآنَ عَلَى ثَلاَثَةِ أَحْرُفٍ. فَقَالَ « أَسْأَلُ اللَّهَ مُعَافَاتَهُ وَمَغْفِرَتَهُ وَإِنَّ أُمَّتِى لاَ تُطِيقُ ذَلِكَ ». ثُمَّ جَاءَهُ الرَّابِعَةَ فَقَالَ إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُكَ أَنْ تَقْرَأَ أُمَّتُكَ الْقُرْآنَ عَلَى سَبْعَةِ أَحْرُفٍ فَأَيُّمَا حَرْفٍ قَرَءُوا عَلَيْهِ فَقَدْ أَصَابُوا.
”Ketika Nabi shallallahu 'alaihi wasallam sedang
berada di penampungan air milik Bani Ghifar, tiba-tiba datanglah Jibril 'alaihissalam
seraya berkata:”Allah memerintahkanmu agar membacakan al-Qur’an kepada
umatmu dengan satu huruf.” Beliau shallallahu 'alaihi wasallam
berkata:”Aku memohon kepada Allah maaf dan ampunan-Nya, sesungguhnya umatku
merasa berat melakukannya.” Kemdudian Jibril 'alaihissalam datang
lagi untuk kedua kalinya dan berkata: :”Allah memerintahkanmu agar membacakan
al-Qur’an kepada umatmu dengan dua huruf.”. Nabi shallallahu 'alaihi
wasallam menjawab:”Aku memohon kepada Allah maaf dan ampunan-Nya,
sesungguhnya umatku merasa berat melakukannya.” Jibril 'alaihissalam
lalu datang lagi untuk ketiga kalinya dan berkata:”Allah memerintahkanmu
agar membacakan al-Qur’an kepada umatmu dengan tiga huruf.”. Nabi shallallahu
'alaihi wasallam menjawab:”Aku memohon kepada Allah maaf dan
ampunan-Nya, sesungguhnya umatku merasa berat melakukannya.” Jibril 'alaihissalam
lalu datang lagi untuk keempat kalinya dan berkata:”Allah memerintahkanmu
agar membacakan al-Qur’an kepada umatmu dengan tujuh huruf, dengan huruf mana
saja mereka membaca, mereka tetap benar.” (HR. Muslim)
3. Hadits dari
Dari ‘Umar bin al-Khaththab radhiyallahu 'anhu bekata:
سَمِعْتُ هِشَامَ بْنَ حَكِيمٍ يَقْرَأُ سُورَةَ الْفُرْقَانِ فِي حَيَاةِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَاسْتَمَعْتُ لِقِرَاءَتِهِ فَإِذَا هُوَ يَقْرَؤُهَا عَلَى حُرُوفٍ كَثِيرَةٍ لَمْ يُقْرِئْنِيهَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَكِدْتُ أُسَاوِرُهُ فِي الصَّلَاةِ فَتَصَبَّرْتُ حَتَّى سَلَّمَ فَلَمَّا سَلَّمَ لَبَّبْتُهُ بِرِدَائِهِ فَقُلْتُ مَنْ أَقْرَأَكَ هَذِهِ السُّورَةَ الَّتِي سَمِعْتُكَ تَقْرَؤُهَا فَقَالَ أَقْرَأَنِيهَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقُلْتُ كَذَبْتَ فَوَاللَّهِ إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ هُوَ أَقْرَأَنِي هَذِهِ السُّورَةَ الَّتِي سَمِعْتُكَ تَقْرَؤُهَا فَانْطَلَقْتُ بِهِ أَقُودُهُ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنِّي سَمِعْتُ هَذَا يَقْرَأُ سُورَةَ الْفُرْقَانِ عَلَى حُرُوفٍ لَمْ تُقْرِئْنِيهَا وَأَنْتَ أَقْرَأْتَنِي سُورَةَ الْفُرْقَانِ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَرْسِلْهُ يَا عُمَرُ اقْرَأْ يَا هِشَامُ فَقَرَأَ عَلَيْهِ الْقِرَاءَةَ الَّتِي سَمِعْتُهُ يَقْرَؤُهَا قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ هَكَذَا أُنْزِلَتْ ثُمَّ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اقْرَأْ يَا عُمَرُ فَقَرَأْتُ الْقِرَاءَةَ الَّتِي أَقْرَأَنِي قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ هَكَذَا أُنْزِلَتْ ثُمَّ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ هَذَا الْقُرْآنَ أُنْزِلَ عَلَى سَبْعَةِ أَحْرُفٍ فَاقْرَءُوا مَا تَيَسَّرَ مِنْهُ
”Aku mendengar Hisyam bin Hakim membaca surat al-Furqan di
masa hidup Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Aku perhatikan
bacaannya. Tiba-tiba ia membacanya dengan banyak huruf yang belum pernah aku
dibacakan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kepadaku, sehingga hampir
saja aku melabraknya saat dia shalat, tetapi aku urungkan. Lalu aku menunggunya
sampai salam. Begitu selesai, aku tarik pakaiannya dan aku katakan kepadanya:”Siapakah
yang mengajarkan bacaan surat itu kepadamu?” Ia menjawab:”Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam yang membacakannya kepadaku” Lalu aku katakan
kepadanya:”Kamu dusta! Demi Allah, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
telah membacakan juga kepadaku surat yang sama, tetapi tidak seperti bacaanmu.”
Kemudian aku bawa dia menghadap Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam, dan aku ceritakan kepada beliau bahwa aku telah mendengar
orang ini membaca surat al-Furqan dengan huruf-huruf (bacaan) yang tidak pernah
engkau bacakan kepadaku, padahal engaku sendiri telah membacakan surat
al-Furqan kepadaku. Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
bersabda:”Lepaskan dia, wahai ‘Umar! Bacalah surat tadi wahai Hisyam!”
Hisyam pun kemudian membacanya dengan bacaan seperti yang kudengar tadi. Maka
kata Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam””Begitulah surat itu
diturunkan.”. Beliau shallallahu 'alaihi wasallam bersabda lagi:”Bacalah
wahai ‘Umar!” Lalu aku membacanya dengan bacaan sebagaimana diajarkan
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kepadaku. Maka kata Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam:”Begitulah surat itu diturunkan. Sesungguhnya al-Qur’an
itu diturunkan dengan tujuh huruf, maka bacalah dengan huruf yang mudah bagimu
.”(HR. al-Bukhari[ 4706 ، 4754 ، 6537 ، 7111 ] dan imam yang
lainnya)
Hadits-hadits yang berkenaan dengan hal itu amat banyak
jumlahnya dan sebagian besar telah diteliti/dikaji oleh Imam Ibnu Jarir
ath-Thabari rahimahullah dalam pengantar Tafsirnya. As-Suyuthi rahimahullah
menyebutkan bahwa hadits-hadits tersebut diriwayatkan dari dua puluh satu orang
Shahabat. Abu ‘Ubaid al-Qasim bin Salam menetapkan kemutawatiran hadits hadits
mengenai turunnya al-Qur’an dengan tujuh huruf. (Al-Itqaan)
Lalu apa makna turun dengan tujuh huruf? Simak
pembahsan berikutnya Insyaa Allah…
(Sumber:Pengantar Studi Ilmu Al-Qur’an, Syaikh Manna
al-Qaththan. Edisi terjemahan, Pustaka al-Kautsar hal 194-196. Dipsoting dengan
sedikit pengabahan oleh Abu Yusuf Sujono)
0 Komentar