EVALUASI
BELAJAR DAN PEMBELAJARAN
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Evaluasi
merupakan pengindonesiaan dari kata evaluation dalam bahasa inggris, yang lazim
diartikan dengan penaksiran atau penilaian. Kata kerjanya adalah evaluate yang
berarti menaksir atau menilai. Sedangkan orang yang menilai atau menaksir
disebut sebagai evaluator. Evaiuasi sangat penting dilakukan guna memberikan
pelayanan sebaik mungkin, dari lebih jauh sangat penting bagi pencapaian tujuan
pendidikan.
Kedudukan evaluasi dalam belajar
dari pembelajaran sungguh sangat penting, dan bahkan dapat dipandang sebagai
bagian yang tak terpisalikan dengan keseluruhan proses belajar dan
pembelajaran. Penting karena dengan evaluasi atom diketahui apakah belajar dan
pembelajaran tersebut telah mencapai tujuuan ataukah belum. Dengan evaluasi
juga akan diketahui faktor-faktor apa saja yang menjadikan penyebab belajar dan
pembelajaran tersebut berhasil dart faktor-faktor apa saja yang menjadikan
penyebab belajar dan pembelajaran tidak atau belum berhasil. Tidak hanya itu, dengan
evaluasi juga diketahui dimanakah letak kegagalan dan kesuksesan belajar dan
pembelajaran.
B.
Rumusan
Masalah
Didalam
bahasan kali ini, kami akan membuat rumusan masalah :
1.
Pengertian kedudukan dan
syarat-syarat umum evaluasi
2.
Perbedaan pengukuran dan penilaian
3.
Pengertian evaluasi dalam proses
pendidikan
4.
Skema evaluasi pendidikan
C.
Tujuan
Makalah
Makalah ini dibuat guna
memenuhi tugas mata kuliah Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan
BAB II
KONSEP DASAR
EVALUASI
BELAJAR DAN PEMBELAJARAN
A.
Pengertian Kedudukan Dan
Syarat-Syarat Umum Evaluasi
Mengapa evaluasi hasil belajar
pembelajaran perlu dilakukan? Karena dengan evaluasilah, akan diketahui apakah
proses belajar mengajar, dimana pembelajaran dan guru berinteraksi, telah
mencapai sasaran yang dikehendaki ataukah belum. Secara rinci, alasan-alasan
bagi perlunya evaluasi pembelajar adalah sebagai berikut:
- Kemampuan mengajar guru akan diketahui, setelah diadakan evaluasi.
- Taraf penguasa pembelajaran terhadap materi pelajaran yang diberikan akan diketahui setelah diadakan evaluasi.
- Letak kesulitan pembelajar akan diketahui setelah diadakan evaluasi.
- Tingkat kesukaran dan kemudahan bahan pelajaran yang diberikan pembalajar akan diketahui setelah diadakan evaluasi.
- Termanfaatkan didalmya sarana dan fasilitas pendidikan akan diketahui setelah adanya evaluasi.
- Remidi-remidi spa saja yang dapat diberikan kepada pembelajaran yang mengalami kesulitan juga. akan diketalmi setelah melihat hasil
- Tujuan tujuan pengajaran yang telah dirumuskan akan diketabui seberapa tingkat pencapaiannya setelah diadakan evaluasi.
- Pembelajar dapat dikelompokkan kedalam kelompok mana juga akan diketahui setelah evaluasi.
- Pembelajar maua yang perlu mendapatkan prioritas dalam bimbingan penyuluhan, dan mana yang tidak menjadi prioritas akan diketahui setelah evaluasi.
Jelaslah bahwa evaIuasi sangat
penting dilakukan guna memberikan pelayanan sebaik mungkin, dari lebih jauh
sangat penting bagi pencapaian tujuan pendidikan.
B. Pengertian
Evaluasi
Kata evaluasi merupakan
pengindonesiaan dari kata evaluation dalam bahasa inggris, yang lazim diartikan
dengan penaksiran atau penilaian. Kata kerjanya adalah evaluate yang berarti menaksir
atau menilai. Sedangkan orang yang menilai atau menaksir disebut sebagai
evaluator (Echols, 1975).
Secara harfiah kata evaluasi berasal
dan bahasa Inggris Evaluation; dalam bahasa Arab: al-taqdir; dalam bahasa
Indonesia berarti: pnilaian. Akar katanya adalah value; dalam Babasa Arab ;
al-qimah; dalam bahasa Indonesia berarti; nilai. Dengan demikian secara
harfiah, evaluasi pendidikan (educationnal evaluation = al-Taqdir al-Tarbawiy)
dapat diartikan sebagai penilaian-penilaian dalam (bidang) pendidikan atau
penilaian mengenai hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan pendidikan.
Adapun dui segi istilah, sebagaimana
dikemukakan oleh Edwind Wandt dam Gerald W. Brown (1977): Evaluation refer to
act or process to determining the value of some thing. Menurut definisi int,
maka istilah evaluasi itu menunjuk kepada atau mengandung pengertian: suatu
tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai dari sesuatu. Apabila
definisi evaluasi yang dikemukakan oleh Edwin Wandt dan geral W Brown itu untuk
memberikan definisi tentang evaluasi pendidikan, maka evaluasi pendidikan itu
dapat diberi pengertian sebagai; suatu tindakan atau kegiatan (yang
dilaksanakan dengan maksud) atau suatia proses (yang berlangsung dalam rangka)
menetukan nulai dari segala sesuatu dalam dunia pendidikan (yaitu segala
sesuatu yang berhubungan dengan, atau yang terjadi di lapangan pendidikan).
Atau singkatnya: Evaluasi pendidikan adalah kegiatan atau proses penentuan
nilai pendidikan, sehingga dapat diketahui mutu atau hasil-hasilnya.
Mengingat sangat luasnya pembicaraan
tentang penilaian pendidikan, maka dalam buku ini, pembicaraan hanya akan
dibatasi pada penilaian atau evaluasi yang dilaksanakan di sekolah. Berbkara
tentang pengertian evaluasi pendidikan, di tanah air kita, lembaga administrasi
negara mengemukakan batasan mengenai Evaluasi Pendidikan sebagai berikut:
1. Proses/kegiatan untuk menentukan
kemajuan pendidikan, dibanding tujuan yang telah ditentukan
2. Usaha untuk memperoleh informasi
berupa umpan balik (feed back) bagi penyempurnaan pendidikan
Secara teminologis, evaluasi dikemukak oleh para ahli
sebagai berikut:
- Grounlund (1976) mengartikan evaluasi sebagai berikut:…. a systematk process of determining the extent to whkh instructional objectives are achieved by pupil.
- Nurkancana (1983) menyatakan bahwa evaluasi dilakukan berkenaan dengan proses kegiatan untuk menentukan nilai sesuatu.
- Raka Joni (1975) mengartikan evaluasi sebagai berikut: ‘suatu proses dimana kita mempertimbangkan sesuatu barang atau gejala dengan mempertimbangkan patokan-patokan tertentu, patokan-patokan mana mengandung pengertian baik tidak baik, memadai tidak memadai, memenuhi syarat tidak memenuhi symat dengan perkataan lain kita menggunakan Value Judgement.
Berdasarkan pengertian pengertian
diatas, sangatlah jelas bahwa evaluasi adalah suatu proses menentukan nilai
seseorang dengan menentukan patokan-patokan tertentu untuk mencapai suatu
Tujuan. Evaluasi hasil belajar pembelajaran adalah suatu proses menentukan
nilai prestasi belajar pembelajar dengan menentukan patokan patokan tertentu
guna mencapai tujuan pengajaran yang telah ditentukan sebelumnya.
C. Perbedaan
Pengukuran dan Penilaian
Sebelum dilakukan evaluasi terkhir
dahulu dilakukan pengukuran.Secara etimologis, pengukuran merupakan terjemahan
darl measurement (Echols,1975). Secara terminologis, pengukuran diartikan
sebagai suatu usaha untuk mengetalmi sesuatu sebagaimana adanya. Oleh karena
sesuatu yang diukur itu bermaksud diketahui secara apa adanya, maka dalam
pengukuran sedikitpun penafsiran mengenai sesuatu. Sebagaimana adanya
mengandung sesuatu pengertian bahwa sesuatu yang diukur tidak holeh
dibandingkan dengan sesuatu yang lainnya. Jika pengertian evaluasi dan
pengukuran tersebut ditarik ke setting belajar dan pembelajaran, maka dapat
dikemukakan pengertian sebagai berikut:
- Pengukuran adalah suatu upaya atau aktivitas yang dimaksudkan untuk mengetahui belajar pembelajaran sebagaimana adanya, meliputi: hasil belajar pembelajaran. proses belajar pembelajaran, mereka yang terlibat dalam belajar pembelajaran (pembelajar dan guru).
- Penilaian atau evaluasi adalah suatu aktivitas yang bermaksud menentukan nilai belajar pembelajaran (baik belumnya/tidaknya, berhasil belumnya/tidaknya, memadai belum/tidaknya, belajar pembelajaran, yang meliputi hasil belajar, proses belajar dan mereka yang terlibat dalam belajar pembelajaran ).
Oleh karena pengukuran adalah salah
satu kegiatan yang berada dalam evaluasi, maka orang yang mengevaluasi
sebenamya juga melakukan aktivitas pengukuran. Evaluasi pendidikan. dengan
demikian juga mencakup penguluaran pendidikan. Evaluasi belajar pembelajaran
juga mencakup pengukuran belajar dan pembelajaran.
D. Pengertian
Evaluasi Dalam Proses Pendidikan
Berbkara tentang pengertian istilah
evaluasi pendidikan ditanah air kita, Lembaga Administrasi Negara mengemukakan
batasan mengenai evaluasi pendidikan sebagai berikut: Evaluasi pendidikan
adalah:
- Proses atau kegiatan untuk menentukan kemajuan pendidikan, dibandingkan dengan tujuan yang telah ditentukan
- Usaha untuk memperoleh informasi berupa umpan balik (feed back) bagi penyempurnaan pendidikan
Bertitik tolak dari uraian diatas,
maka apabila defenisi tentang evaluasi pendidikan itu dituangkan dalm bentuk
bagan berikut. Bagan tersebut memperlihatkan kepada kita bahwa dalam proses
penilaian dilakukan pembandingan antara informasi- infomasi yang telah berhasil
dihimpun dengan kriteria tertentu, untuk kemudian diambil keputusan atau
dirumuskan kebijaksanaan tertentu. Kriteria atau tolak ukur yang dipegangi
tidak lain adalah tujuan yang sudah ditentikan terlebih dahulu sebelum kegiatan
pendidikan itu dilaksanakan..
BAB III
SKEMA EVALUASI PENDIDIKAN
A.
Kedudukan Evaluasi Dalam Proses
Pendidikan
Kedudukan evaluasi dalam belajar dari pembelajaran sungguh
sangat penting, dan bahkan dapat dipandang sebagai bagian yang tak terpisalikan
dengan keseluruhan proses belajar dan pembelajaran. Penting karena dengan
evaluasi atom diketahui apakah belajar dan pembelajaran tersebut telah mencapai
tujuuan ataukah belum. Dengan evaluasi juga akan diketahui faktor-faktor apa
saja yang menjadikan penyebab belajar dan pembelajaran tersebut berhasil dart
faktor-faktor apa saja yang menjadikan penyebab belajar dan pembelajaran tidak
atau belum berhasil. Tidak hanya itu, dengan evaluasi juga diketahui dimanakah
letak kegagalan dan kesuksesan belajar dan pembelajaran. Padahal dikehuinya hal
tersebut, akan dapat dijadikan sebagai titik tolak dalam mengadakan perbaikan
belajar duo pembelajaran.
Evaluasi juga punya kedudukan yang
tak terpisahkan dari belajar dan pembelajaran secara keseluruhan, karena
strategi belajar dan pembelajaran, proses belajar dan pembelajaran menempatkan
evaluasi sebagai salah satu langkahnya. Hampir semua ahli prosedur sistem
instruksional menempatkan evaluasi ini sebagai langkah-langkahnya. Perhatikan
pula langkah-langkah pembelajaran yang dikemukakan oleh para ahli berikut,
pasti kita akan tahu betapa tidak dapat terpisahkan evaluasi tersebut dengan
keseluruhan proses belajar dan pembelajaran.
- Mentout Kauffman, langkah-langkah yang harus ditempuh dalitm belajar pembelajaran adalah dengan menggunakan model pemecahan masalah sebagai berikut:
- Identifikasi masalah.
- Menentukan syarat-syarat dan altematif pemecahan masalah
- Memilih strategi pemecahan masalah.
- Melaksanakan pemecahan msalah.
- Menentukan keefektifan hasil
- Mengadakan revisi atas keseluruhan langkah a sampai dengan Imgkah c.
Jelaslah bahwa langkah c (menentukan
keefektifan hasil) pada dasarnya tidak berbeda dengan evaluasi itu sendiri. Dan
dari langkah menentukan keefektifan basil tersebut baru dapat dilakukan revisi
atas keseluruhan langkah sebelumnya.
- Menurut Glaser, proses belajar pembelajaran haruslah menempuh prosedur-prosedur sebagai berikut :
- Merumuskan teori pembelajaran (instuksional objectives) b. Memutuskan situasi permulaan siswa
- Menentukan prosedur pembelajaran.
- Penilaian terhadap perfomansi
- Umpan balik.
Jelaslah bahwa evaluasi (sebagaimana
pada langgkah d) sangat diperlukan dan merupakan bagian yang tidak dapat
terpisahkan dalam proses belajar pembelajaran. Hal serupa dapat juga dibaca
pada prosedur belajar pembelajaran yang dikemukakan para ahli berikut.
2. Menurut Kemp
- topcs and general purposes.
- student characteristks
- learning objectives
- Subject content.
- Pre test
- Teaching/ leaming activities and resources
- Evaluation.
- Menumt Gelder
- Merumuskan tujuan instruksional.
- Analisis situasi.
- Menentukan aktivitas guru, aktivitas pembelajar, mata pembelajaran dan alat bantu pembelajaran.
- Evaluasi
- Menurut model PPSI (Prosedur Pengembangan Sistem lnstruksional):
- Merumuskan tujuan
- Mengembangkan alat evaluasi
- Merumuskan kegiatan belajar pembelajaran
- Mengembangkan program kegiatan
- Pelaksanaan kegiatan belajar pembelajaran.
BAB IV
PANDANGAN
PENULIS
TANTANGAN
PENDIDIKAN DALAM DINAMISASI JAMAN
Pada saat sekarang ini, kita tidak bisa memungkiri bahwa
kehidupan suatu bangsa tidak terlepas dari pengaruh bangsa lain dengan berbagai
dinamika dan dimensinya. Ilmu pengetahuan dan teknologi yang hampir tidak
mengenal ruang dan waktu menjadi bagian terdepan dan sangat melesat cepat
menjadi bagian hal tersebut diatas. Dan bangsa Indonesiapun berada didalam
lingkaran tersebut, karena jika kita tidak ikut, maka kita akan terasingkan
didalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Hal tersebut diatas bukanlah suatu hal yang harus dihindari,
karena dinamika yang terjadi pastinya akan memiliki pengaruh positif dan
negatif. Pengaruh positif sudah barang tentu menguntungkan dan memberi
kemajuan. Tetapi yang harus kita waspadai adalah pengaruh negatif, bagaimana
pengaruh negatif tersebut bisa dihindari, diminimalisir, dan dikendalikan,
sehingga tidak mengganggu suatu bidang kehidupan dalam hal ini dunia
pendidikan.
Bentuk-bentuk tantangan dari berbagai bidang kehidupan yang
dihadapi dalam bidang pendidikan diantaranya :
1. Politik
Kehidupan politik khususnya politik negara banyak berkaitan
dengan masalah cara negara itu membimbing, mengarahkan dan mengembangkan
kehidupan bangsa jangka panjang. Suatu lembaga pendidikan yang tidak bersedia
mengikuti politik negara, akan mendapatkan tekanan (presure) terhadap cita-cita
kelembagaan dari politik tersebut.
Bidang politik di negara kita sesungguhnya telah memberi
cukup dukungan terhadap dunia pendidikan dengan memberikan anggaran 20% dari
negara kita. Tetapi disisi lain penulis memandang bahwa negara Indonesia
bukanlah negara agama tetapi bangsa Indonesia negara yang beragama. Artinya
bahwa bidang politikpun berkewajiban memberi dukungan kebijakan yang memahami
bahwa kecerdasan intelektualitas nanusia diberbagai bidang dan untuk kemajuan
bangsa adalah suatu tujuan, dan moral atau agama adalah pendidikan yang wajib
menjadi pegangan moral didalam berpikir, bersikap dan bertindak untuk kemajuan dan tujuan
bangsa tersebut.
2. Kebudayaan
Dalam hal ini penulis memahami bahwa kebudayaan suatu bangsa
akan berpengaruh besar didalam bagaimana cara bangsa tersebut memperlakukan
dirinya didalam berkehidupan, dan juga
menyikapi kebudayaan bangsa lain yang masuk.
Dimasa sekarang ini sebuah bidang
pendidikan akan menghadapi banyak peserta didik, yang diluar lingkungan
pendidikan melalui IPTEK telah menerima berbagai unsur kebudayaan luar yang
relatif mudah dan cepat diterima yang belum tentu sesuai dengan usia dan
kepribadian kebudayaan bangsa kita. Menurut hemat penulis tuntutan dunia
pendidikan adalah bagaimana metodologi
menyampaikan visi dan misi besar pendidikan sehingga peserta didik lebih mudah
menerimanya dibandingkan dengan menerima kebudayaan luar tadi.
3. Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi
Perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
sangat pesat, sehingga dengan hampir sangat telanjang generasi muda terhidang
banyak informasi dari luar yang belum disaring dengan baik dan belum tentu
sesuai usia dan ajaran agama sehingga mengancam pemikiran generasi muda sebagai
peserta didik. Internet dengan mudah dan tanpa batas bisa diakses melalui
telepon seluler oleh semua kalangan termasuk remaja yang belum siap menerima
dengan baik, dan salah satunya berimbas pada pola pikir negatif., media
televisi yang notabene hampir dimiliki setiap rumah tidak memiliki orientasi
yang jelas terhadap tanggung jawab moral masyarakat, sebagai media komersil
mereka cenderung mengutamakan hal-hal yang berhubungan dengan finansial semata.
Dalam hubungannya dengan kebudayaan, IPTEK berperan sebagai
alat. Teknologi sebagai ilmu terapan merupakan hasil kemajuan kebudayaan
manusia, yang banyak bergantung pada manusia yang menggunakannya, dan lembaga
pendidikan kita dituntut agar mampu mendasari teknologi tersebut dengan norma-norma
agama sehingga hasil teknologi manusia berdampak positif bagi kehidupan.
4. Ekonomi
Ada sebuah pemahaman sebagian masyarakat, ketika menghadapi
berbagai permasalahan kehidupan, mereka menyatakan bahwa fakltor ekonomi yang
menjadi kendala utama. Secara kasat mata penulis bisa memahami hal tersebut
diatas, tetapi perlu juga dipahami bahwa cara berpikir, bersikap, dan bertindak
didalam menyelesaikan setiap persoalan adalah yang akan bisa memahami bahwa
faktor ekonomi bukanlah kendala yang utama.
Dan untuk bisa menuju pemahaman tersebut seorang manusia
memerlukan pengajaran dan pendidikan yang tepat sehingga dengan sendirinya
melaui kecerdasan berpikir dan pendidikan yang baik permasalahan ekonomi bisa
diatasi.
5. Masyarakat
dan Perubahan Sosial
Perubahan yang terjadi dalam sistem kehidupan sosial sering
kali mengalami ketidakpastian tujuan serta tak terarah tujuan yang disepakati.
Di sinilah pendidik sebagai pengarah yang rasional dan konstruktif, sehingga
problem-problem sosial dapat dipecahkan mengingat lembaga pendidikan sebagai
lembaga kemasyarakatan yang berfungsi sebagai “agen sosial of change”.
6. Sistem
Nilai
Tidak ada ukuran yang pasti tentang sebuah nilai, nilai yang
baik suatu bangsa belum tentu dianggap baik oleh bangsa lain. Sistem nilai
dijadikan tolak ukur bagi tingkah laku manusia dalam masyarakat yang mengandung
potensi pengendali. namun sekarang perubahan itu menghilangkan nilai tradisi
yang ada, lembaga pendidikan di sini sangat diperlukan karena salah satu fungsi
lembaga pendidikan yaitu mengawetkan sistem nilai yang telah dikembangkan oleh
masyarakat.
BAB V
PANDANGAN
UMUM PENULIS
TERHADAP
DUNIA PENDIDIKAN
Secara umum penulis ingin menyampaikan beberapoa hal yang
berkaitan dengan dunia pendidikan di Indonesia.
1. Bahwa negara Indonesia bukanlah
negara agama tetapi bangsa Indonesia negara yang beragama. Artinya bahwa bidang
pemerintah berkewajiban memberi dukungan kebijakan yang memahami bahwa
kecerdasan intelektualitas nanusia diberbagai bidang dan untuk kemajuan bangsa
adalah suatu tujuan, dan moral atau agama adalah pendidikan yang wajib menjadi
pegangan moral didalam berpikir, bersikap
dan bertindak untuk kemajuan dan tujuan bangsa tersebut.
2. Secara umum penulis dengan tegas
kritis terhadap kondisi siswa dewasa ini dengan berbagai latar belakang dan
permasalahan.
3. Adanya ketidak berimbangan dalam
pendidikan dasar SD, SMP, SMA antara pendidikan akhlak, moral, etika, agama
dengan pendidikan intelektualitas, keahlian, kecerdasan berpikir. Sehingga
seseorang yang memiliki intelektualitas haruslah diimbangi dengan moral, etika
dan agama yang tinggi.
4. Pendidikan formal “memaksa orang tua” untuk “menyekolahkan” anak-anaknya ke dalam
pendidikan formal. Sedangkan pendidikan agama yang nonformal ( Pesantren,
Pengajian, dll ) mengakibatkan orang tua tidak merasa “berkewajiban” untuk melaksanakan pendidikan anak-anaknya. Adanya
lembaga pendidikan formal Islam seperti Madrasah Ibtidaiyah, Tsanawiyah dan
Aliyah belum menjamin semua anak mendapat pendidikan berbasis agama, karena
adanya pilihan pendidikan formal umum lainnya.
5. Komparasi ; dari sebuah lingkungan
masyarakat semua orang tua hampir pasti akan menyekolahkan anak-anaknya yang
berada dalam usia pendidikan dasar di sekolah sebagai pendidikan formal. Persoalanya
apakah semua orang tua “menyekolahkan”
anak-anaknya dalam pendidikan agama (Pesantren, pengajian, Sekolah agama, dll)
BAB
VI
KESIMPULAN
1. Evaiuasi sangat penting dilakukan
guna memberikan pelayanan sebaik mungkin, dari lebih jauh sangat penting bagi
pencapaian tujuan pendidikan. Evaluasi merupakan pengindonesiaan dari kata
evaluation dalam bahasa inggris, yang lazim diartikan dengan penaksiran atau
penilaian. Kata kerjanya adalah evaluate yang berarti menaksir atau menilai.
Sedangkan orang yang menilai atau menaksir disebut sebagai evaluator
2. Evaluasi adalah suatu proses
menentukan nilai seseorang dengan menentukan patokan-patokan tertentu untuk
mencapai suatu Tujuan. Evaluasi hasil belajar pembelajaran adalah suatu proses
menentukan nilai prestasi belajar pembelajar dengan menentukan patokan patokan
tertentu guna mencapai tujuan pengajaran yang telah ditentukan sebelumnya.
3. Pengukuran adalah salah satu
kegiatan yang berada dalam evaluasi, maka orang yang mengevaluasi sebenamya
juga melakukan aktivitas pengukuran. Evaluasi pendidikan. Dengan demikian juga
mencakup penguluaran pendidikan. Evaluasi belajar pembelajaran juga mencakup
pengukuran belajar dan pembelajaran.
4. Proses penilaian dilakukan
pembandingan antara informasi- infomasi yang telah berhasil dihimpun dengan
kriteria tertentu, untuk kemudian diambil keputusan atau dirumuskan
kebijaksanaan tertentu. Kriteria atau tolak ukur yang dipegangi tidak lain
adalah tujuan yang sudah ditentikan terlebih dahulu sebelum kegiatan pendidikan
itu dilaksanakan..
5. Kedudukan evaluasi dalam belajar
dari pembelajaran sungguh sangat penting, dan bahkan dapat dipandang sebagai
bagian yang tak terpisalikan dengan keseluruhan proses belajar dan pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Uyoh
Sadulloh, Drs, M,Pd, 2006, Pengantar Filsafat Pendidikan, Bandung : Alfabeta
Munawar
Rahmat, Drs, Dkk, 2007, Seminar Pendidikan Islam, Bandung : UPI Press
Tim
Pengembang Ilmu Pendidikan FIP UPI, 2009, Ilmu Dan Aplikasi Pendidikan Bag IV,
Pendidikan Lintas Bidang, Bandung, Imperialo Bhakti Utama
Salim
Umar, Drs. H. MA, 1988, Pembinaan dan Pengembangan Sistem Pendidikan Islam Di
Indonesia, Bandung : Al-Falah Cicalengka
http://opi.110mb.com/kumpulan &
referensi belajar hadist (
on line )
(
on line )
1 Komentar
thanks, makalah nya membantu sekali buat tugas saya..
BalasHapus