Subscribe Us

Manajemen Sekolah




MANAJEMEN SEKOLAH

ABSTRAKSI

Program sekolah digerakan untuk pencapaian tujuan dan target sekolah yang konsisten dengan visi dan misi. Sekolah sebagai institusi pengelola layanan pendidikan diharapkan dapat memfungsikan seluruh sumber daya yang ada secara efektif dalam pencapaian tujuan dan efisien dalam penggunaan sumber daya. Sebagai sistem sosial, sekolah harus dikelola dengan baik agar dapat memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan sekolah. Karena itu manajemen sekolah harus dapat ditingkatkan sedemikian rupa dengan meningkatkan kemampuan yang lebih tinggi bagi seluruh personal dalam mengoptimalkan fungsinya untuk menyelesaikan setiap persoalan yang dihadapi dan menerapkan prinsip kehati-hatian dalam menjalankan kegiatannya.
Prinsip kehati-hatian guna meminimumkan risiko, harus diimbangi dengan suatu kebijakan yang merupakan acuan dan pedoman dalam melaksanakan kegiatannya. Untuk itu perlu adanya sistem pengendalian manajemen. Pengendalian manajemen merupakan pengendalian kegiatan secara menyeluruh untuk mendapatkan keyakinan bahwa strategi usaha telah dijalankan secara efektif dan efisien. Penerapan pengendalian manajemen tersebut, ditujukan untuk mengetahui apakah kegiatan telah dilakukan mengarah pada tujuan yang ditentukan.
Tren yang semakin bertumbuh dalam banyak organisasi dewasa ini adalah memberikan tanggung jawab yang lebih besar kepada tim untuk menjalankan roda organisasi. Ketangguhan sebuah tim kerja dicirikan oleh orang-orang terpilih yang menduduki posisi tertentu dan mampu menjalankan tugas sesuai dengan kompetensinya. Keberhasilan tim merupakan akumulasi dari proses dan kinerja setiap anggota. Katakanlah, semacam tugas dan hasil kolektif dalam suatu sistem kerja yang sinergis. Semakin tinggi kekuatan sinergitas diantara anggota dan ketua semakin tinggi kekuatan sebuah tim.

MANAJEMEN SEKOLAH

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Dalam konteks pendidikan, memang masih ditemukan kontroversi dan inkonsistensi dalam penggunaan istilah manajemen. Di satu pihak ada yang tetap cenderung menggunakan istilah manajemen, sehingga dikenal dengan istilah manajemen sekolah. Di lain pihak, tidak sedikit pula yang menggunakan istilah administrasi sehingga dikenal istilah adminitrasi pendidikan. Dalam makalah ini, Penulis cenderung  untuk mengidentikkan keduanya, sehingga kedua istilah ini dapat digunakan dengan makna yang sama.

B.     Rumusan Masalah
Makalah ini akan membahas tentang :
1.      Apa dan bagaimana Pengertian, fungsi, dan bidang-bidang manajemen sekolah?
2.      Bagaimana Pandangan Penulis Terhadap Implementasi Manajemen Stratejik Dan Analisis Kebijakan Sekolah

C.    Tujuan Penulisan
  1. Untuk mengetahui pengertian, fungsi, dan bidang-bidang manajemen sekolah.
  2. Menjelaskan Pandangan Penulis Terhadap Implementasi Manajemen Stratejik Dan Analisis Kebijakan Sekolah.






BAB II
MANAJEMEN SEKOLAH

A.    Pengertian Manajemen Sekolah
Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya-sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Sedangkan dalam konteks sekolah yaitu Manajemen sekolah menurut buku manajamen sekolah sebenarnya merupakan aplikasi ilmu manajemen dalam bidang persekolahan. Ketika istilah manajemen diterapkan dalam bidang pemerintahan akan menjadi manajemen pemerintahan, dalam bidang pendidikan menjadi manajemen pendidikan, begitu seterusnya.
Pada hakekatnya istilah manajemen pendidikan dan manajemen sekolah mempunyai pengertian dan maksud yang sama. Keduanya susah untuk dibedakan karena sering dipakai secara bergantian dalam pengertian yang sama. Apa yang menjadi bidang manajemen pendidikan adalah juga merupakan bidang manajemen sekolah. Demikian pula proses kerjanya ditempuh melalui fungsi-fungsi yang sama, yang diturunkan dari teori administrasi dan manajemen pada umumnya.
Secara esensial dapat ditarik benang merah tentang pengertian manajemen sekolah, bahwa :
  1. manajemen sekolah merupakan suatu kegiatan
  2. manajemen sekolah memanfaatkan berbagai sumber daya
  3. manajemen sekolah berupaya untuk mencapai tujuan tertentu

B.     Fungsi Manajemen
Dikemukakan di atas bahwa manajemen sekolah merupakan suatu kegiatan. Kegiatan dimaksud tak lain adalah tindakan-tindakan yang mengacu kepada fungsi-fungsi manajamen. Berkenaan dengan fungsi-fungsi manajemen ini, H. Siagian (1977) mengungkapkan pandangan dari beberapa ahli, sebagai berikut:
Menurut G.R. Terry terdapat empat fungsi manajemen, yaitu : planning (perencanaan); organizing (pengorganisasian), actuating (pelaksanaan), controlling (pengawasan). Sedangkan menurut Henry Fayol terdapat lima fungsi manajemen, meliputi : planning (perencanaan);, organizing (pengorganisasian);, commanding (pengaturan), coordinating (pengkoordinasian); dan controlling (pengawasan).
Sementara itu, Harold Koontz dan Cyril O’ Donnel mengemukakan lima fungsi manajemen, mencakup: planning (perencanaan);, organizing (pengorganisasian), staffing (penentuan staf);, directing (pengarahan); dan controlling (pengawasan).
1.      Perencanaan (Planning)
Arti penting perencanaan terutama adalah memberikan kejelasan arah bagi setiap kegiatan, sehingga setiap kegiatan dapat diusahakan dan dilaksanakan seefisien dan seefektif mungkin. T. Hani Handoko mengemukakan sembilan manfaat perencanaan bahwa perencanaan: (a) membantu manajemen untuk menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan lingkungan; (b) membantu dalam kristalisasi persesuaian pada masalah-masalah utama; (c) memungkinkan manajer memahami keseluruhan gambaran; (d) membantu penempatan tanggung jawab lebih tepat; (e) memberikan cara pemberian perintah untuk beroperasi; (f) memudahkan dalam melakukan koordinasi di antara berbagai bagian organisasi; (g) membuat tujuan lebih khusus, terperinci dan lebih mudah dipahami; (h) meminimumkan pekerjaan yang tidak pasti; dan (i) menghemat waktu, usaha dan dana.
              Perencanaan strategik akhir-akhir ini menjadi sangat penting sejalan dengan perkembangan lingkungan yang sangat pesat dan sangat sulit diprediksikan, seperti perkembangan teknologi yang sangat pesat, pekerjaan manajerial yang semakin kompleks, dan percepatan perubahan lingkungan eksternal lainnya.


2. Pengorganisasian (Organizing)
              Fungsi manajemen berikutnya adalah pengorganisasian (organizing). George R. Terry (1986) mengemukakan bahwa :“Pengorganisasian adalah tindakan mengusahakan hubungan-hubungan kelakuan yang efektif antara orang-orang, sehingga mereka dapat bekerja sama secara efisien, dan memperoleh kepuasan pribadi dalam melaksanakan tugas-tugas tertentu, dalam kondisi lingkungan tertentu guna mencapai tujuan atau sasaran tertentu”.
Lousie E. Boone dan David L. Kurtz (1984) mengartikan pengorganisasian : “… as the act of planning and implementing organization structure. It is the process of arranging people and physical resources to carry out plans and acommplishment organizational obtective”.
            Dari kedua pendapat di atas, dapat dipahami bahwa pengorganisasian pada dasarnya merupakan upaya untuk melengkapi rencana-rencana yang telah dibuat dengan susunan organisasi pelaksananya. Hal yang penting untuk diperhatikan dalam pengorganisasian adalah bahwa setiap kegiatan harus jelas siapa yang mengerjakan, kapan dikerjakan, dan apa targetnya.
3. Pelaksanaan (Actuating)
            Dari seluruh rangkaian proses manajemen, pelaksanaan (actuating) merupakan fungsi manajemen yang paling utama. Dalam fungsi perencanaan dan pengorganisasian lebih banyak berhubungan dengan aspek-aspek abstrak proses manajemen, sedangkan fungsi actuating justru lebih menekankan pada kegiatan yang berhubungan langsung dengan orang-orang dalam organisasi
Dalam hal ini, George R. Terry (1986) mengemukakan bahwa actuating merupakan usaha menggerakkan anggota-anggota kelompok sedemikian rupa hingga mereka berkeinginan dan berusaha untuk mencapai sasaran perusahaan dan sasaran anggota-anggota perusahaan tersebut oleh karena para anggota itu juga ingin mencapai sasaran-sasaran tersebut.
            Dari pengertian di atas, pelaksanaan (actuating) tidak lain merupakan upaya untuk menjadikan perencanaan menjadi kenyataan, dengan melalui berbagai pengarahan dan pemotivasian agar setiap karyawan dapat melaksanakan kegiatan secara optimal sesuai dengan peran, tugas dan tanggung jawabnya.
Hal yang penting untuk diperhatikan dalam pelaksanan (actuating) ini adalah bahwa seorang karyawan akan termotivasi untuk mengerjakan sesuatu jika : (1) merasa yakin akan mampu mengerjakan, (2) yakin bahwa pekerjaan tersebut memberikan manfaat bagi dirinya, (3) tidak sedang dibebani oleh problem pribadi atau tugas lain yang lebih penting, atau mendesak, (4) tugas tersebut merupakan kepercayaan bagi yang bersangkutan dan (5) hubungan antar teman dalam organisasi tersebut harmonis
4. Pengawasan (controlling)
            Pengawasan (controlling) merupakan fungsi manajemen yang tidak kalah pentingnya dalam suatu organisasi. Semua fungsi terdahulu, tidak akan efektif tanpa disertai fungsi pengawasan. Dalam hal ini, Louis E. Boone dan David L. Kurtz (1984) memberikan rumusan tentang pengawasan sebagai : “… the process by which manager determine wether actual operation are consistent with plans”. Sementara itu, Robert J. Mocker sebagaimana disampaikan oleh T. Hani Handoko (1995) mengemukakan definisi pengawasan yang di dalamnya memuat unsur esensial proses pengawasan, bahwa : “Pengawasan manajemen adalah suatu usaha sistematik untuk menetapkan standar pelaksanaan dengan tujuan – tujuan perencanaan, merancang sistem informasi umpan balik, membandingkan kegiatan nyata dengan standar yang telah ditetapkan sebelumnya, menentukan dan mengukur penyimpangan-penyimpangan, serta mengambil tindakan koreksi yang diperlukan untuk menjamin bahwa semua sumber daya perusahaan dipergunakan dengan cara paling efektif dan efisien dalam pencapaian tujuan-tujuan perusahaan.”
Dengan demikian, pengawasan merupakan suatu kegiatan yang berusaha untuk mengendalikan agar pelaksanaan dapat berjalan sesuai dengan rencana dan memastikan apakah tujuan organisasi tercapai. Apabila terjadi penyimpangan di mana letak penyimpangan itu dan bagaimana pula tindakan yang diperlukan untuk mengatasinya.
            Fungsi-fungsi manajemen ini berjalan saling berinteraksi dan saling kait mengkait antara satu dengan lainnya, sehingga menghasilkan apa yang disebut dengan proses manajemen. Dengan demikian, proses manajemen sebenarnya merupakan proses interaksi antara berbagai fungsi manajemen. Dalam perspektif persekolahan, agar tujuan pendidikan di sekolah dapat tercapai secara efektif dan efisien, maka proses manajemen sekolah memiliki peranan yang amat vital. Karena bagaimana pun sekolah merupakan suatu sistem yang di dalamnya melibatkan berbagai komponen dan sejumlah kegiatan yang perlu dikelola secara baik dan tertib. Sekolah tanpa didukung proses manajemen yang baik, boleh jadi hanya akan menghasilkan kesemrawutan lajunya organisasi, yang pada gilirannya tujuan pendidikan pun tidak akan pernah tercapai secara semestinya.
            Dengan demikian, setiap kegiatan pendidikan di sekolah harus memiliki perencanaan yang jelas dan realisitis, pengorganisasian yang efektif dan efisien, pengerahan dan pemotivasian seluruh personil sekolah untuk selalu dapat meningkatkan kualitas kinerjanya, dan pengawasan secara berkelanjutan.
C. Bidang Kegiatan Pendidikan
1.      Manajemen Kurikulum    
Manajemen kurikulum merupakan subtansi manajemen yang utama di sekolah. Prinsip dasar manajemen kurikulum ini adalah berusaha agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik, dengan tolok ukur pencapaian tujuan oleh siswa dan mendorong guru untuk menyusun dan terus menerus menyempurnakan strategi pembelajarannya.
2.      Manajemen Kesiswaan
Dalam manajemen kesiswaan terdapat empat prinsip dasar, yaitu : (a) siswa harus diperlakukan sebagai subyek dan bukan obyek, sehingga harus didorong untuk berperan serta dalam setiap perencanaan dan pengambilan keputusan yang terkait dengan kegiatan mereka; (b) kondisi siswa sangat beragam, ditinjau dari kondisi fisik, kemampuan intelektual, sosial ekonomi, minat dan seterusnya. Oleh karena itu diperlukan wahana kegiatan yang beragam, sehingga setiap siswa memiliki wahana untuk berkembang secara optimal; (c) siswa hanya termotivasi belajar, jika mereka menyenangi apa yang diajarkan; dan (d) pengembangan potensi siswa tidak hanya menyangkut ranah kognitif, tetapi juga ranah afektif, dan psikomotor.
3. Manajemen Personalia
Disamping faktor ketersediaan sumber daya manusia, hal yang amat penting dalam manajamen personalia adalah berkenaan penguasaan kompetensi dari para personil di sekolah. Oleh karena itu, upaya pengembangan kompetensi dari setiap personil sekolah menjadi mutlak diperlukan.
4. Manajemen Keuangan
Manajemen keuangan di sekolah terutama berkenaan dengan kiat sekolah dalam menggali dana, kiat sekolah dalam mengelola dana, pengelolaan keuangan dikaitkan dengan program tahunan sekolah, cara mengadministrasikan dana sekolah, dan cara melakukan pengawasan, pengendalian serta pemeriksaan.
Inti dari manajemen keuangan adalah pencapaian efisiensi dan efektivitas. Oleh karena itu, disamping mengupayakan ketersediaan dana yang memadai untuk kebutuhan pembangunan maupun kegiatan rutin operasional di sekolah, juga perlu diperhatikan faktor akuntabilitas dan transparansi setiap penggunaan keuangan baik yang bersumber pemerintah, masyarakat dan sumber-sumber lainnya.
5. Manajemen Perawatan Preventif Sarana Dan Prasana Sekolah
Manajemen perawatan preventif sarana dan prasana sekolah merupakan tindakan yang dilakukan secara periodik dan terencana untuk merawat fasilitas fisik, seperti gedung, mebeler, dan peralatan sekolah lainnya, dengan tujuan untuk meningkatkan kinerja, memperpanjang usia pakai, menurunkan biaya perbaikan dan menetapkan biaya efektif perawatan sarana dan pra sarana sekolah.
Dalam manajemen ini perlu dibuat program perawatan preventif di sekolah dengan cara pembentukan tim pelaksana, membuat daftar sarana dan pra saran, menyiapkan jadwal kegiatan perawatan, menyiapkan lembar evaluasi untuk menilai hasil kerja perawatan pada masing-masing bagian dan memberikan penghargaan bagi mereka yang berhasil meningkatkan kinerja peralatan sekolah dalam rangka meningkatkan kesadaran merawat sarana dan prasarana sekolah. Sedangkan untuk pelaksanaannya dilakukan : pengarahan kepada tim pelaksana, mengupayakan pemantauan bulanan ke lokasi tempat sarana dan prasarana, menyebarluaskan informasi tentang program perawatan preventif untuk seluruh warga sekolah, dan membuat program lomba perawatan terhadap sarana dan fasilitas sekolah untuk memotivasi warga sekolah.
6. Manajemen Hubungan Masyarakat
Hubungan sekolah dan masyarakat adalah suatu proses komunikasi antara sekolah dan masyarakat dengan tujuan meningkatkan pengertian anggota masyarakat tentang kebutuhan pendidikan serta mendorong minat dan kerjasama para anggota masyarakat dalam rangka usaha memperbaiki sekolah). Sedangkan jika ditinjau dari kebutuihan masyarakat itu sendiri, tujuan hubunganya dengan sekolah adalah untuk: Memajukan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, terutama dalam bidang mental spiritual. Memperoleh bantuan sekolah dalam memecahkan berbagai masalah yang dihadapi oleh masyarakat. Menjamin relevansi program sekolah dengan kebutuhan masyarakat. Memperoleh kembalai anggota – anggota masyarakat yang makin meningkat kemampuanya.
Bermacam–macam tujuan seperti yang dikemukakan di atas dapat dikelompokan menjadi tiga tujuan pokok, yaitu:
a)      Untuk mengembangkan mutu belajar dan petumbuhan anak – anak.
b)      Untuk mempertinggi tujuan – tujuan dan mutu kehidupan masyarakat.
c)      Untuk mengembangkan pengertian, antusiasme masyarakat dalam membantu pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah.

BAB III
MEMBANGUN KEKUATAN LEMBAGA MELALUI IMPLEMENTASI
MANAJEMEN STRATEJIK DAN ANALISIS KEBIJAKAN SEKOLAH
( Pandangan Penulis Dengan Menggunakan Berbagai Analisis )


A.    Analisis SWOT
a)      Strengths (Kekuatan-Kekuatan)
ü  Komitmen yang kuat dari sekolah untuk membangun dan melaksanakan pendidikan secara formal dan bertanggungjawab.
ü  Membangun citra diri yang baik atas lembaga pendidikan yang dimiliki untuk diapresiasi pihak lain.
ü  Selalu memiliki rasa fleksibility yang tinggi dan positif atas suatu kondisi agar menarik pihak lain.
ü  Bahwa keberadaan lembaga memiliki kontribusi pada tempat kita berada.
ü  Bahwa ide gagasan kreatif dan yang kita lakukan harus menjadi pioner dan dibutuhkan pihak lain.
ü  Lembaga sekolah kita bukanlah nirlaba, tetapi laba bukanlah diatas segala-galanya,
ü  Bahwa kita selalu membuka diri atas semua keadaan.
ü  Memiliki tanggung jawab moral dan professional.
b)      Weaknesses (Kelemahan-Kelemahan)
ü  Bahwa kita sadar, lembaga memiliki kelemahan dan kekurangan secara material ataupun formal, kelemahan dan kekurangan tersebut harus dikarantina agar tidak mengganggu dan memghambat keinginan kita untuk maju dan berkembang.
ü  Bahwa apa yang kita lakukan, bisa memberikan segala sesuatu yang dibutuhkan/tidak dimiliki oleh fihak lain, memajukan, memberi citra yang baik, dan aplikasi nyata baik secara moral ataupun professional.
c)      Opportunities (Kesempatan-kesempatan)
ü  Kita sadar atas kemampuan diri sendiri, maka kita mencari peluang yang bisa mengakomodir atas keberadaan kita, sehingga lembaga menjadi lebih berkembang
ü  Masuk dan mencari potensi/wilayah/bidang yang benar-benar membutuhkan eksistensi kita.
ü  Keberadaan kita memberikan kemajuan kepada keadaan di lingkungan/masyarakat, sehingga memberi nilai tawar yang tinggi bagi keduanya.
d)     Threats (Ancaman-ancaman / Positif )
ü  Kita tidak bekerja sendiri, banyak komponen lain bahkan setara atau lebih, harus menjadi sinergi.
ü  Sinergi tersebut harus menjadikan keadaan menjadi berlipat lebih baik / harmonisasi
ü  Harmonisasi antar personal, regulasi maupun lembaga.
ü  Harmonisasi sinergi tersebut harus tetap terjaga agar terhindar dari penurunan baik secara personal maupun lembaga.
B.     Konsep 5M
a)      Manpower .
ü  Lembaga harus mengetahui kekuatan dan kemampuan diri yang meliputi kemampuan finansial, sarana prasarana, kurikulum, SDM, dll.
ü  Bisa memaksimalkan kemampuan terbaik, dan meminimalisir / karantina kelemahan yang dimiliki.
b)      Machine
ü  Bahwa semua komponen didalam lembaga harus menjadi alat penggerak kemajuan sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya masing-masing.
c)      Methods (Metode).
ü  Sistematika pengembangan ataupun operasional (Komitmen, Kurikulum, Tata Tertib, dll)
d)     Materials (material bahan baku utama, bahan baku penolong).
ü  Sarana pendukung terhadap Sistematika pengembangan ataupun operasional
ü  Effektifitas dan effesiensi.
e)      Media (media, lingkungan kerja, waktu kerja).
ü  Media ; keterbatasan bukanlah hambatan tetapi selalu berusaha diminimalisir dengan berpikir keras untuk mencari solusi / alternatif.
ü  Lingkungan ; Fleksibel atas kondisi lingkungan.
ü  Waktu kerja ; kita yang mengendalikan waktu, bukan waktu yang mengendalikan kita.
C.     P O A C
A.    Planning / Perencanaan (planning)
ü  Perencanaan/ kebijakan/ regulasi/ program/  lembaga adalah wewenang dan keputusan lembaga/ yayasan,
ü  Staff ikut memberikan saran/ ide gagasan yang ikut membentuk dan mempengaruhi keputusan lembaga/yayasan
ü  Perencanaan pekerjaan staff dilakukan atas keputusan pribadi ataupun konsultasi.
ü  Semua komponen harus faham atas planning lembaga baik jangka pendek maupun jangka panjang, berkomitmen, ikut memajukan lembaga sesuai dengan Skill Abillity masing-masing.
B.     Organizing / Pengorganisasian
Semua komponen harus faham berada dalam sebuah lembaga yang bukan milik pribadi, , dan tidak bekerja sendiri-sendiri, ada komponen lain yang juga merupakan bagian lembaga yang memiliki visi dan misi yang sama dari lembaga. Sehingga antar komponen didalam bersikap dan bertindak baik secara pribadi maupun tim melalui koordinasi, integrasi, simplikasi dan sinkronisasi hanyalah semata-mata untuk kepentingan lembaga.
C.     Actuating /Pelaksanaan atau penerapan
Implementasi dari perencanaan dan pengorganisasian, dimana seluruh komponen yang berada dalam satu sistem dan satu organisasi tersebut bekerja secara bersama-sama sesuai dengan bidang masing-masing untuk dapat mewujudkan tujuan.
D.    Controlling / Pengawasan
Pengendalian semua kegiatan dari proses perencanaan, pengorganisasian dan pelaksanaan, agar semua kegiatan tersebut memberikan  hasil yang efektif dan efisien serta mencapai tujuan.
D.    Konsep PDAC
A.    P          PLAN,           Rencanakan, buat apa, lihat ada apa, apa yang
      tidak ada, cari atau beli,
B.     D         DO                 Kerjakan,         segera, dengan cara apa, ingat
rencana, hati-hati
C.     A         ACT                Menindaklanjuti, lanjutkan, finishing.
D.    C         CHECK         Evaluasi, lihat, apa ada yang salah, telah sesuai,
E.     Kiat 3 M / Mengubah Bangsa
1.      Mulai dari diri sendiri
ü  Selalu ambil inisiatif untuk memulai
ü  Perluaslah wawasan dengan banyak membaca dan berdiskusi.
2.      Mulai dari hal kecil
ü  Tidak membiasakan menganggap enteng suatu hal/pekerjaan,
3.      Mulai dari sekarang
ü  Lebih cepat lebih baik
ü  Jangan terlalu banyak menunda-nunda waktu.


BAB IV
KESIMPULAN DAN PENUTUP

A.     Kesimpulan
Bahwa manajemen atau pengelolaan merupakan komponen integral dan tidak dapat dipisahkan dari proses pendidikan secara keseluruhan, karena dengan adanya manajemen yang baik maka tujuan pendidikan dapat diwujudkan secara optimal, efektif dan efisien.
Secara esensial dapat ditarik benang merah tentang pengertian manajemen sekolah, bahwa : manajemen sekolah merupakan suatu kegiatan, manajemen sekolah memanfaatkan berbagai sumber daya; dan manajemen sekolah berupaya untuk mencapai tujuan tertentu
B.     Penutup
Sebagai penutup, kritik dan saran yang membangun, kami harapkan untuk perbaikan dan kemajuan penulis sebagai mahasiswa STAI Bhakti Persada Bandung.

DAFTAR REFERENSI

http://fai.uhamka.ac.id/from:wacanaislam.blogspot.com
Wendie Razif Soetikno, S.Si., MDM, http://sukainternet.wordpress.com

Posting Komentar

1 Komentar