Program sekolah
digerakan untuk pencapaian tujuan dan target sekolah yang konsisten dengan visi
dan misi. Sekolah sebagai institusi pengelola layanan pendidikan diharapkan
dapat memfungsikan seluruh sumber daya yang ada secara efektif dalam pencapaian
tujuan dan efisien dalam penggunaan sumber daya. Sebagai sistem sosial, sekolah
harus dikelola dengan baik agar dapat memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan
sekolah. Karena itu manajemen sekolah harus dapat ditingkatkan sedemikian rupa
dengan meningkatkan kemampuan yang lebih tinggi bagi seluruh personal dalam
mengoptimalkan fungsinya untuk menyelesaikan setiap persoalan yang dihadapi dan
menerapkan prinsip kehati-hatian dalam menjalankan kegiatannya.
Tren yang semakin bertumbuh dalam
banyak organisasi dewasa ini adalah memberikan tanggung jawab yang lebih besar
kepada tim untuk menjalankan roda organisasi. Ketangguhan sebuah tim kerja
dicirikan oleh orang-orang terpilih yang menduduki posisi tertentu dan mampu
menjalankan tugas sesuai dengan kompetensinya. Keberhasilan tim merupakan
akumulasi dari proses dan kinerja setiap anggota. Katakanlah, semacam tugas dan
hasil kolektif dalam suatu sistem kerja yang sinergis. Semakin tinggi kekuatan
sinergitas diantara anggota dan ketua semakin tinggi kekuatan sebuah tim.
MANAJEMEN SEKOLAH
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Masalah
Dalam konteks pendidikan, memang masih ditemukan kontroversi dan
inkonsistensi dalam penggunaan istilah manajemen. Di satu pihak ada yang tetap
cenderung menggunakan istilah manajemen, sehingga dikenal dengan istilah manajemen
sekolah. Di lain pihak, tidak sedikit pula yang menggunakan istilah
administrasi sehingga dikenal istilah adminitrasi pendidikan. Dalam makalah ini, Penulis cenderung untuk mengidentikkan keduanya, sehingga kedua
istilah ini dapat digunakan dengan makna yang sama.
B.
Rumusan Masalah
Makalah ini akan
membahas tentang :
1.
Apa dan bagaimana Pengertian, fungsi, dan bidang-bidang
manajemen sekolah?
2.
Bagaimana
Pandangan Penulis Terhadap Implementasi Manajemen Stratejik Dan Analisis
Kebijakan Sekolah
C.
Tujuan Penulisan
- Untuk mengetahui pengertian, fungsi, dan bidang-bidang manajemen sekolah.
- Menjelaskan Pandangan Penulis Terhadap Implementasi Manajemen Stratejik Dan Analisis Kebijakan Sekolah.
BAB II
MANAJEMEN SEKOLAH
A. Pengertian Manajemen Sekolah
Manajemen
adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan
usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya-sumber daya
organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Sedangkan dalam konteks sekolah yaitu
Manajemen sekolah menurut buku manajamen sekolah sebenarnya merupakan aplikasi
ilmu manajemen dalam bidang persekolahan. Ketika istilah manajemen diterapkan
dalam bidang pemerintahan akan menjadi manajemen pemerintahan, dalam bidang
pendidikan menjadi manajemen pendidikan, begitu seterusnya.
Pada hakekatnya istilah manajemen pendidikan dan manajemen
sekolah mempunyai pengertian dan maksud yang sama. Keduanya susah untuk
dibedakan karena sering dipakai secara bergantian dalam pengertian yang sama.
Apa yang menjadi bidang manajemen pendidikan adalah juga merupakan bidang
manajemen sekolah. Demikian pula proses kerjanya ditempuh melalui fungsi-fungsi
yang sama, yang diturunkan dari teori administrasi dan manajemen pada umumnya.
Secara esensial dapat ditarik benang merah tentang pengertian manajemen
sekolah, bahwa :
- manajemen sekolah merupakan suatu kegiatan
- manajemen sekolah memanfaatkan berbagai sumber daya
- manajemen sekolah berupaya untuk mencapai tujuan tertentu
B. Fungsi Manajemen
Dikemukakan di atas bahwa manajemen sekolah merupakan
suatu kegiatan. Kegiatan dimaksud tak lain adalah tindakan-tindakan yang
mengacu kepada fungsi-fungsi manajamen. Berkenaan dengan fungsi-fungsi
manajemen ini, H. Siagian (1977) mengungkapkan pandangan dari beberapa ahli,
sebagai berikut:
Menurut G.R. Terry terdapat empat fungsi manajemen,
yaitu : planning (perencanaan); organizing (pengorganisasian), actuating
(pelaksanaan), controlling (pengawasan). Sedangkan menurut Henry Fayol terdapat
lima fungsi manajemen, meliputi : planning (perencanaan);, organizing
(pengorganisasian);, commanding (pengaturan), coordinating (pengkoordinasian);
dan controlling (pengawasan).
Sementara itu, Harold Koontz dan Cyril O’ Donnel
mengemukakan lima fungsi manajemen, mencakup: planning (perencanaan);, organizing
(pengorganisasian), staffing (penentuan staf);, directing (pengarahan); dan controlling
(pengawasan).
1.
Perencanaan (Planning)
Arti penting perencanaan terutama adalah memberikan kejelasan arah bagi
setiap kegiatan, sehingga setiap kegiatan dapat diusahakan dan dilaksanakan
seefisien dan seefektif mungkin. T. Hani Handoko mengemukakan sembilan manfaat
perencanaan bahwa perencanaan: (a) membantu manajemen untuk menyesuaikan diri
dengan perubahan-perubahan lingkungan; (b) membantu dalam kristalisasi
persesuaian pada masalah-masalah utama; (c) memungkinkan manajer memahami
keseluruhan gambaran; (d) membantu penempatan tanggung jawab lebih tepat; (e)
memberikan cara pemberian perintah untuk beroperasi; (f) memudahkan dalam melakukan
koordinasi di antara berbagai bagian organisasi; (g) membuat tujuan lebih
khusus, terperinci dan lebih mudah dipahami; (h) meminimumkan pekerjaan yang
tidak pasti; dan (i) menghemat waktu, usaha dan dana.
Perencanaan
strategik akhir-akhir ini menjadi sangat penting sejalan dengan perkembangan
lingkungan yang sangat pesat dan sangat sulit diprediksikan, seperti
perkembangan teknologi yang sangat pesat, pekerjaan manajerial yang semakin
kompleks, dan percepatan perubahan lingkungan eksternal lainnya.
2. Pengorganisasian (Organizing)
Fungsi manajemen berikutnya adalah
pengorganisasian (organizing). George R. Terry (1986) mengemukakan bahwa
:“Pengorganisasian adalah tindakan mengusahakan hubungan-hubungan kelakuan yang
efektif antara orang-orang, sehingga mereka dapat bekerja sama secara efisien,
dan memperoleh kepuasan pribadi dalam melaksanakan tugas-tugas tertentu, dalam
kondisi lingkungan tertentu guna mencapai tujuan atau sasaran tertentu”.
Lousie E. Boone dan David L. Kurtz (1984) mengartikan pengorganisasian : “… as the act of planning and implementing organization structure. It is the process of arranging people and physical resources to carry out plans and acommplishment organizational obtective”.
Lousie E. Boone dan David L. Kurtz (1984) mengartikan pengorganisasian : “… as the act of planning and implementing organization structure. It is the process of arranging people and physical resources to carry out plans and acommplishment organizational obtective”.
Dari kedua pendapat di
atas, dapat dipahami bahwa pengorganisasian pada dasarnya merupakan upaya untuk
melengkapi rencana-rencana yang telah dibuat dengan susunan organisasi
pelaksananya. Hal yang penting untuk diperhatikan dalam pengorganisasian adalah
bahwa setiap kegiatan harus jelas siapa yang mengerjakan, kapan dikerjakan, dan
apa targetnya.
3. Pelaksanaan (Actuating)
Dari seluruh rangkaian proses
manajemen, pelaksanaan (actuating) merupakan fungsi manajemen yang paling
utama. Dalam fungsi perencanaan dan pengorganisasian lebih banyak berhubungan
dengan aspek-aspek abstrak proses manajemen, sedangkan fungsi actuating justru
lebih menekankan pada kegiatan yang berhubungan langsung dengan orang-orang
dalam organisasi
Dalam hal ini, George R. Terry (1986) mengemukakan bahwa actuating merupakan usaha menggerakkan anggota-anggota kelompok sedemikian rupa hingga mereka berkeinginan dan berusaha untuk mencapai sasaran perusahaan dan sasaran anggota-anggota perusahaan tersebut oleh karena para anggota itu juga ingin mencapai sasaran-sasaran tersebut.
Dalam hal ini, George R. Terry (1986) mengemukakan bahwa actuating merupakan usaha menggerakkan anggota-anggota kelompok sedemikian rupa hingga mereka berkeinginan dan berusaha untuk mencapai sasaran perusahaan dan sasaran anggota-anggota perusahaan tersebut oleh karena para anggota itu juga ingin mencapai sasaran-sasaran tersebut.
Dari
pengertian di atas, pelaksanaan (actuating) tidak lain merupakan upaya untuk
menjadikan perencanaan menjadi kenyataan, dengan melalui berbagai pengarahan
dan pemotivasian agar setiap karyawan dapat melaksanakan kegiatan secara
optimal sesuai dengan peran, tugas dan tanggung jawabnya.
Hal yang penting untuk diperhatikan dalam pelaksanan (actuating) ini adalah bahwa seorang karyawan akan termotivasi untuk mengerjakan sesuatu jika : (1) merasa yakin akan mampu mengerjakan, (2) yakin bahwa pekerjaan tersebut memberikan manfaat bagi dirinya, (3) tidak sedang dibebani oleh problem pribadi atau tugas lain yang lebih penting, atau mendesak, (4) tugas tersebut merupakan kepercayaan bagi yang bersangkutan dan (5) hubungan antar teman dalam organisasi tersebut harmonis
Hal yang penting untuk diperhatikan dalam pelaksanan (actuating) ini adalah bahwa seorang karyawan akan termotivasi untuk mengerjakan sesuatu jika : (1) merasa yakin akan mampu mengerjakan, (2) yakin bahwa pekerjaan tersebut memberikan manfaat bagi dirinya, (3) tidak sedang dibebani oleh problem pribadi atau tugas lain yang lebih penting, atau mendesak, (4) tugas tersebut merupakan kepercayaan bagi yang bersangkutan dan (5) hubungan antar teman dalam organisasi tersebut harmonis
4. Pengawasan (controlling)
Pengawasan (controlling) merupakan
fungsi manajemen yang tidak kalah pentingnya dalam suatu organisasi. Semua
fungsi terdahulu, tidak akan efektif tanpa disertai fungsi pengawasan. Dalam
hal ini, Louis E. Boone dan David L. Kurtz (1984) memberikan rumusan tentang
pengawasan sebagai : “… the process by which manager determine wether actual
operation are consistent with plans”. Sementara itu, Robert J. Mocker
sebagaimana disampaikan oleh T. Hani Handoko (1995) mengemukakan definisi
pengawasan yang di dalamnya memuat unsur esensial proses pengawasan, bahwa :
“Pengawasan manajemen adalah suatu usaha sistematik untuk menetapkan standar
pelaksanaan dengan tujuan – tujuan perencanaan, merancang sistem informasi
umpan balik, membandingkan kegiatan nyata dengan standar yang telah ditetapkan
sebelumnya, menentukan dan mengukur penyimpangan-penyimpangan, serta mengambil
tindakan koreksi yang diperlukan untuk menjamin bahwa semua sumber daya
perusahaan dipergunakan dengan cara paling efektif dan efisien dalam pencapaian
tujuan-tujuan perusahaan.”
Dengan demikian, pengawasan
merupakan suatu kegiatan yang berusaha untuk mengendalikan agar pelaksanaan
dapat berjalan sesuai dengan rencana dan memastikan apakah tujuan organisasi
tercapai. Apabila terjadi penyimpangan di mana letak penyimpangan itu dan
bagaimana pula tindakan yang diperlukan untuk mengatasinya.
Fungsi-fungsi manajemen
ini berjalan saling berinteraksi dan saling kait mengkait antara satu dengan
lainnya, sehingga menghasilkan apa yang disebut dengan proses manajemen. Dengan
demikian, proses manajemen sebenarnya merupakan proses interaksi antara
berbagai fungsi manajemen. Dalam perspektif persekolahan, agar tujuan
pendidikan di sekolah dapat tercapai secara efektif dan efisien, maka proses manajemen
sekolah memiliki peranan yang amat vital. Karena bagaimana pun sekolah
merupakan suatu sistem yang di dalamnya melibatkan berbagai komponen dan
sejumlah kegiatan yang perlu dikelola secara baik dan tertib. Sekolah tanpa
didukung proses manajemen yang baik, boleh jadi hanya akan menghasilkan
kesemrawutan lajunya organisasi, yang pada gilirannya tujuan pendidikan pun
tidak akan pernah tercapai secara semestinya.
Dengan
demikian, setiap kegiatan pendidikan di sekolah harus memiliki perencanaan yang
jelas dan realisitis, pengorganisasian yang efektif dan efisien, pengerahan dan
pemotivasian seluruh personil sekolah untuk selalu dapat meningkatkan kualitas
kinerjanya, dan pengawasan secara berkelanjutan.
C. Bidang Kegiatan Pendidikan
1. Manajemen
Kurikulum
Manajemen
kurikulum merupakan subtansi manajemen yang utama di sekolah. Prinsip dasar
manajemen kurikulum ini adalah berusaha agar proses pembelajaran dapat berjalan
dengan baik, dengan tolok ukur pencapaian tujuan oleh siswa dan mendorong guru
untuk menyusun dan terus menerus menyempurnakan strategi pembelajarannya.
2.
Manajemen Kesiswaan
Dalam
manajemen kesiswaan terdapat empat prinsip dasar, yaitu : (a) siswa harus
diperlakukan sebagai subyek dan bukan obyek, sehingga harus didorong untuk
berperan serta dalam setiap perencanaan dan pengambilan keputusan yang terkait
dengan kegiatan mereka; (b) kondisi siswa sangat beragam, ditinjau dari kondisi
fisik, kemampuan intelektual, sosial ekonomi, minat dan seterusnya. Oleh karena
itu diperlukan wahana kegiatan yang beragam, sehingga setiap siswa memiliki
wahana untuk berkembang secara optimal; (c) siswa hanya termotivasi belajar,
jika mereka menyenangi apa yang diajarkan; dan (d) pengembangan potensi siswa
tidak hanya menyangkut ranah kognitif, tetapi juga ranah afektif, dan
psikomotor.
3. Manajemen Personalia
Disamping
faktor ketersediaan sumber daya manusia, hal yang amat penting dalam manajamen
personalia adalah berkenaan penguasaan kompetensi dari para personil di
sekolah. Oleh karena itu, upaya pengembangan kompetensi dari setiap personil sekolah
menjadi mutlak diperlukan.
4. Manajemen Keuangan
Manajemen
keuangan di sekolah terutama berkenaan dengan kiat sekolah dalam menggali dana,
kiat sekolah dalam mengelola dana, pengelolaan keuangan dikaitkan dengan
program tahunan sekolah, cara mengadministrasikan dana sekolah, dan cara
melakukan pengawasan, pengendalian serta pemeriksaan.
Inti dari manajemen keuangan adalah pencapaian
efisiensi dan efektivitas. Oleh karena itu, disamping mengupayakan ketersediaan
dana yang memadai untuk kebutuhan pembangunan maupun kegiatan rutin operasional
di sekolah, juga perlu diperhatikan faktor akuntabilitas dan transparansi
setiap penggunaan keuangan baik yang bersumber pemerintah, masyarakat dan
sumber-sumber lainnya.
5.
Manajemen Perawatan Preventif Sarana Dan Prasana Sekolah
Manajemen
perawatan preventif sarana dan prasana sekolah merupakan tindakan yang
dilakukan secara periodik dan terencana untuk merawat fasilitas fisik, seperti
gedung, mebeler, dan peralatan sekolah lainnya, dengan tujuan untuk
meningkatkan kinerja, memperpanjang usia pakai, menurunkan biaya perbaikan dan
menetapkan biaya efektif perawatan sarana dan pra sarana sekolah.
Dalam manajemen ini perlu dibuat program perawatan
preventif di sekolah dengan cara pembentukan tim pelaksana, membuat daftar
sarana dan pra saran, menyiapkan jadwal kegiatan perawatan, menyiapkan lembar
evaluasi untuk menilai hasil kerja perawatan pada masing-masing bagian dan
memberikan penghargaan bagi mereka yang berhasil meningkatkan kinerja peralatan
sekolah dalam rangka meningkatkan kesadaran merawat sarana dan prasarana
sekolah. Sedangkan untuk pelaksanaannya dilakukan : pengarahan kepada tim
pelaksana, mengupayakan pemantauan bulanan ke lokasi tempat sarana dan
prasarana, menyebarluaskan informasi tentang program perawatan preventif untuk
seluruh warga sekolah, dan membuat program lomba perawatan terhadap sarana dan
fasilitas sekolah untuk memotivasi warga sekolah.
6.
Manajemen Hubungan Masyarakat
Hubungan
sekolah dan masyarakat adalah suatu proses komunikasi antara sekolah dan
masyarakat dengan tujuan meningkatkan pengertian anggota masyarakat tentang
kebutuhan pendidikan serta mendorong minat dan kerjasama para anggota
masyarakat dalam rangka usaha memperbaiki sekolah). Sedangkan jika ditinjau dari kebutuihan
masyarakat itu sendiri, tujuan hubunganya dengan sekolah adalah untuk:
Memajukan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, terutama dalam bidang
mental spiritual. Memperoleh bantuan sekolah dalam memecahkan berbagai masalah yang
dihadapi oleh masyarakat. Menjamin relevansi program sekolah dengan kebutuhan
masyarakat. Memperoleh kembalai anggota – anggota masyarakat yang makin
meningkat kemampuanya.
Bermacam–macam
tujuan seperti yang dikemukakan di atas dapat dikelompokan menjadi tiga tujuan
pokok, yaitu:
a)
Untuk mengembangkan mutu belajar dan petumbuhan anak –
anak.
b)
Untuk mempertinggi tujuan – tujuan dan mutu kehidupan
masyarakat.
c) Untuk
mengembangkan pengertian, antusiasme masyarakat dalam membantu pendidikan yang
diselenggarakan oleh pemerintah.
BAB III
MEMBANGUN KEKUATAN LEMBAGA MELALUI IMPLEMENTASI
MANAJEMEN STRATEJIK DAN ANALISIS KEBIJAKAN SEKOLAH
( Pandangan Penulis Dengan
Menggunakan Berbagai Analisis )
A. Analisis
SWOT
a) Strengths
(Kekuatan-Kekuatan)
ü Komitmen
yang kuat dari sekolah untuk
membangun dan melaksanakan
pendidikan secara formal dan
bertanggungjawab.
ü Membangun
citra diri yang baik atas lembaga pendidikan
yang dimiliki untuk diapresiasi pihak lain.
ü Selalu
memiliki rasa fleksibility yang tinggi dan positif atas suatu kondisi agar
menarik pihak lain.
ü Bahwa
keberadaan lembaga
memiliki kontribusi pada tempat kita berada.
ü Bahwa
ide gagasan kreatif dan yang kita lakukan harus menjadi pioner dan dibutuhkan
pihak lain.
ü Lembaga sekolah kita bukanlah nirlaba,
tetapi laba bukanlah diatas segala-galanya,
ü Bahwa
kita selalu membuka diri atas semua keadaan.
ü Memiliki
tanggung jawab moral dan professional.
b) Weaknesses
(Kelemahan-Kelemahan)
ü Bahwa
kita sadar, lembaga
memiliki kelemahan dan kekurangan secara material ataupun formal, kelemahan dan kekurangan tersebut
harus dikarantina agar tidak mengganggu dan memghambat keinginan kita untuk
maju dan berkembang.
ü Bahwa apa yang kita
lakukan, bisa memberikan segala sesuatu yang dibutuhkan/tidak dimiliki oleh fihak lain, memajukan, memberi
citra yang baik, dan aplikasi nyata baik secara moral ataupun professional.
c) Opportunities (Kesempatan-kesempatan)
ü Kita
sadar atas kemampuan diri sendiri, maka kita mencari peluang yang bisa mengakomodir atas keberadaan kita, sehingga lembaga menjadi lebih berkembang
ü Masuk dan mencari potensi/wilayah/bidang
yang benar-benar membutuhkan eksistensi
kita.
ü Keberadaan
kita memberikan kemajuan kepada keadaan
di lingkungan/masyarakat, sehingga memberi nilai tawar yang
tinggi bagi keduanya.
d) Threats
(Ancaman-ancaman / Positif )
ü Kita
tidak bekerja sendiri, banyak komponen lain bahkan setara atau lebih, harus
menjadi sinergi.
ü Sinergi
tersebut harus menjadikan keadaan menjadi berlipat lebih baik / harmonisasi
ü Harmonisasi
antar personal, regulasi maupun lembaga.
ü Harmonisasi
sinergi tersebut harus tetap terjaga agar terhindar dari penurunan baik secara
personal maupun lembaga.
B. Konsep
5M
a) Manpower .
ü Lembaga harus mengetahui kekuatan
dan kemampuan diri yang meliputi kemampuan finansial, sarana prasarana, kurikulum, SDM, dll.
ü Bisa memaksimalkan kemampuan terbaik, dan meminimalisir / karantina
kelemahan yang dimiliki.
b) Machine
ü Bahwa semua komponen didalam lembaga harus menjadi alat penggerak kemajuan
sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya masing-masing.
c) Methods (Metode).
ü Sistematika pengembangan ataupun operasional (Komitmen,
Kurikulum, Tata Tertib, dll)
d) Materials (material
bahan baku utama, bahan baku penolong).
ü Sarana pendukung
terhadap Sistematika
pengembangan ataupun operasional
ü Effektifitas dan
effesiensi.
e) Media (media, lingkungan kerja, waktu
kerja).
ü Media ; keterbatasan bukanlah hambatan tetapi selalu berusaha
diminimalisir dengan berpikir keras untuk mencari solusi /
alternatif.
ü Lingkungan ; Fleksibel
atas kondisi lingkungan.
ü Waktu kerja ; kita yang
mengendalikan waktu, bukan waktu yang mengendalikan kita.
C. P O A C
A.
Planning / Perencanaan
(planning)
ü
Perencanaan/ kebijakan/
regulasi/ program/ lembaga adalah wewenang
dan keputusan lembaga/ yayasan,
ü
Staff ikut memberikan saran/ ide gagasan yang ikut
membentuk dan mempengaruhi keputusan lembaga/yayasan
ü
Perencanaan pekerjaan staff
dilakukan atas keputusan pribadi ataupun konsultasi.
ü
Semua komponen harus faham atas planning
lembaga baik jangka pendek maupun jangka panjang, berkomitmen, ikut memajukan
lembaga sesuai dengan Skill Abillity masing-masing.
B. Organizing / Pengorganisasian
Semua komponen harus faham berada dalam sebuah lembaga yang bukan milik pribadi, , dan tidak bekerja sendiri-sendiri, ada komponen lain yang juga merupakan
bagian lembaga yang memiliki visi dan misi yang sama dari lembaga. Sehingga
antar komponen didalam bersikap dan bertindak baik secara pribadi maupun tim
melalui koordinasi, integrasi, simplikasi dan sinkronisasi hanyalah semata-mata
untuk kepentingan lembaga.
C. Actuating /Pelaksanaan atau penerapan
Implementasi
dari perencanaan dan pengorganisasian, dimana seluruh komponen yang berada
dalam satu sistem dan satu organisasi tersebut bekerja secara bersama-sama
sesuai dengan bidang masing-masing untuk dapat mewujudkan tujuan.
D. Controlling / Pengawasan
Pengendalian
semua kegiatan dari proses perencanaan, pengorganisasian dan pelaksanaan, agar
semua kegiatan tersebut memberikan hasil yang efektif dan efisien serta
mencapai tujuan.
D. Konsep PDAC
A.
P PLAN, Rencanakan, buat apa, lihat ada apa,
apa yang
tidak ada, cari atau beli,
B.
D DO Kerjakan, segera, dengan cara apa, ingat
rencana, hati-hati
C.
A ACT Menindaklanjuti, lanjutkan,
finishing.
D. C CHECK Evaluasi, lihat, apa ada yang salah,
telah sesuai,
E. Kiat
3 M / Mengubah Bangsa
1. Mulai
dari diri sendiri
ü Selalu
ambil inisiatif untuk memulai
ü Perluaslah
wawasan dengan banyak membaca dan berdiskusi.
2. Mulai
dari hal kecil
ü Tidak
membiasakan menganggap enteng suatu hal/pekerjaan,
3. Mulai
dari sekarang
ü Lebih
cepat lebih baik
ü Jangan
terlalu banyak menunda-nunda waktu.
BAB IV
KESIMPULAN DAN PENUTUP
A.
Kesimpulan
Bahwa manajemen atau pengelolaan merupakan komponen integral dan tidak
dapat dipisahkan dari proses pendidikan secara keseluruhan, karena dengan
adanya manajemen yang baik maka tujuan pendidikan dapat diwujudkan secara
optimal, efektif dan efisien.
Secara esensial dapat ditarik benang merah tentang pengertian manajemen
sekolah, bahwa : manajemen sekolah merupakan suatu kegiatan, manajemen sekolah memanfaatkan berbagai
sumber daya; dan manajemen sekolah berupaya untuk mencapai tujuan tertentu
B.
Penutup
Sebagai penutup, kritik dan saran yang membangun, kami
harapkan untuk perbaikan dan kemajuan penulis sebagai mahasiswa STAI
Bhakti Persada Bandung.
DAFTAR REFERENSI
http://fai.uhamka.ac.id/from:wacanaislam.blogspot.com
Wendie Razif Soetikno, S.Si., MDM, http://sukainternet.wordpress.com
1 Komentar
Makasih om, ijin copas..
BalasHapus:)