I .
Pendahuluan
Firman Allah SWT, QS. An Nahl ayat 78-79
78.
dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam Keadaan tidak mengetahui
sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu
bersyukur.
79.
tidakkah mereka memperhatikan burung-burung yang dimudahkan terbang diangkasa
bebas. tidak ada yang menahannya selain daripada Allah. Sesungguhnya pada yang
demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Tuhan) bagi
orang-orang yang beriman.
54. Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah
yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di
atas 'Arsy. Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat,
dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan bintang-bintang (masing-masing)
tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak
Allah. Maha suci Allah, Tuhan semesta alam.
55. Berdoalah kepada Tuhanmu dengan
berendah diri dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang
yang melampaui batas.
56. dan janganlah kamu membuat
kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya dan Berdoalah kepada-Nya
dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan).
Sesungguhnya rahmat Allah Amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik.
II. Pengertian dan
Bahasan
Qona’ah berasal
dari kata : Qona’a – Yaqta’u –
Qonaa’atan, yang berarti rela menerima apa adanya, bersikap realistis, menjauhkan
diri dari segala sikap tidak puas dan berangan-angan,. Qona’ah adalah rela
menerima apa adanya serta menjauhkan diri dari segala sikap tidak puas bukan
berarti mencukupkan diri dengan bermalas-malasan , tidak mau berusaha untuk
meningkatkan kesejahteraan hidup, tetapi seandainya sudah berusaha dengan
sebaik-baiknya namun hasilnya belum sesuai dengan apa yang diinginkan dan
dicita-citakannya, maka dengan rela dan besar hati diterimanya keadaan dan
hasil tersebut seadanya dengan bersyukur dan lapang dada.
Sikap demikian
dapat mendatangkan ketentraman hidup
tanpa melupakan kesejahteraan hidup yang disertai penuh rasa syukur.
Firman Allah SWT, QS. Lukman : 12
12.
dan Sesungguhnya telah Kami berikan hikmat kepada Luqman, Yaitu: "Bersyukurlah
kepada Allah. dan Barangsiapa yang bersyukur (kepada Allah), Maka Sesungguhnya
ia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan Barangsiapa yang tidak bersyukur, Maka
Sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji".
Orang yang
mempunyai sifat qona’ah mempunyai pendirian apa yang diperoleh atau apa yang
ada pada dirinya semua sudah menurut ketentuan dan kadar Allah SWT.
Firman Allah SWT, QS. Hud : 6
6.
dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang
memberi rezkinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat
penyimpanann, semuanya tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh).
Qona’ah
merupakan sifat dasar seorang mu’min
sebagai pengendali agar tidak surut ke belakang dalam keputusasaan dan tidak
maju dalam keserakahan, menahan diri dari segala sifat agressif negatifisme.
- Qona’ah sebagai stabilisator
Orang
yang mempunyai sifat qona’ah selalu berlapang dada, hatinya senantiasa
tenteram, selalu merasa kaya dan berkecukupan , bebas dari keresahan dan
kekhawatiran dari kekurangan. Karena pada hakekatnya kaya dan miskin bukan pada
jumlah kekayaan yang dimilikinya, tetapi terletak pada hatinya.. Hati orang
qona’ah selalu merasa berkecukupan, sehingga terhindar dari sifat loba dan
tamak
- Qona’ah sebagai dinamisator
Kekuatan
batiniah yang mendorong seseorang untuk meraih kemajuan-kemajuan hidup yang
berlandaskan pada kemampuan diri dan hanya bergantung pada Allah SWT semata.
Perbandingan
Qona’ah, dengan sikap mundur negatif dan maju negatif
Sikap Mundur
Negatif
|
Qona’ah
|
Sikap Maju
Negatif
|
Frustasi
|
Realistis
|
Berangan-angan
|
Suka mengeluh
|
Menerima apa adanya
|
Serakah, rakus, tama
|
Statis, malas
|
Dinamis
|
Labil, meledak-ledak
|
Masa bodoh
|
Penuh gairah, semangat
|
Pemburu Dunia
|
Resah
|
Tenang, stabil jiwa
|
Ambisius negatif
|
Pesimis
|
Optimis
|
Tanpa Perhitungan
|
Kikir
|
Dermawan
|
Pemboros
|
iri
|
Syukur, tawakal,
taqwa
|
Kufur Nikmat
|
Untuk
menumbuhkan sifat qona’ah diperlukan latihan dan kesabaran yang pada awalnya
adalah suatu beban yang berat bagi hati, namun jika dibudayakan dalam diri ,
maka dialah orang yang selalu merasa berbahagia diodunia dan akhirat.
Orang yang
bahagia adalah orang mu’min yang saleh yang memenuhi segenap hak-hak Allah SWT
dan hak-hak mahluk Nya, yang melakukan segenap ketentuan Islam dengan patuh dan
setianya, yang mengikuti syariat Islam secara lahir dan bathin, yang tidak
terpikat dan diperhambakan oleh kehidupan mewah yang berlebih-lebihan.
Orang yang
qona’ah akan membawa kehidupannya yang bahagia, didunia dan akhirat.
KESIMPULAN
DAN PENUTUP
I. Kesimpulan
Qona’ah adalah
rela menerima apa adanya serta menjauhkan diri dari segala sikap tidak puas
bukan berarti mencukupkan diri dengan bermalas-malasan , tidak mau berusaha
untuk meningkatkan kesejahteraan hidup, tetapi seandainya sudah berusaha dengan
sebaik-baiknya namun hasilnya belum sesuai dengan apa yang diinginkan dan
dicita-citakannya, maka dengan rela dan besar hati diterimanya keadaan dan
hasil tersebut seadanya dengan bersyukur dan lapang dada.
Qona’ah
merupakan sifat dasar seorang mu’min
sebagai pengendali agar tidak surut ke belakang dalam keputusasaan dan tidak
maju dalam keserakahan, menahan diri dari segala sifat agressif negatifisme.
Untuk
menumbuhkan sifat qona’ah diperlukan latihan dan kesabaran yang pada awalnya
adalah suatu beban yang berat bagi hati, namun jika dibudayakan dalam diri ,
maka dialah orang yang selalu merasa berbahagia diodunia dan akhirat.
Orang yang
qona’ah akan membawa kehidupannya yang bahagia, didunia dan akhirat.
II.
Penutup
Demikianlah Resume Qona’ah yang dapat saya susun.
Semoga dapat bermanfaat dan menambah pengetahuan kita tentang Islam. Kritik dan
saran yang membangun dari pihak pembaca sangat kami harapkan demi perbaikan
resume ini.
Februari 2012
0 Komentar