- Menara Tinggi, Padi Tua, dan Ilalan
- Androidisme
- Ibunda
- Isteri
- Mahasiswa, Bangkit Sebelum Terjepit
- Cinta
- Los Angeles, Surat untuk Paman dan Bibi
- Gelap : Terang yang Disembunyikan
- Aku dan Mertua : Bukan Cinta (Tak) Biasa
- Blunder : Gagal Bersudut Pandang
- Kambing Hitam
- Ujian Jiwa
- Kisah Sang Pencari Kerja
- Makin (Tak) Kukenal Aku
- Akulah Sang Pengamat
- Jika Aku Tak Kenal Ramadhan
- Mencari Kunci
- Simfoni Hujan: Anugerah dan Ratapan
- Kisah Tikus Berburu Roti
- Susahnya Melawan Subyektifitas
- #1. Ramadhan dalam Untaian Puisi Belahan Jiwa
- #2. Ramadhan dalam Untaian Puisi Belahan Jiwa
- 104. Goresan Luka di Senja Sydney
- 109. Empati
- 127. Citra Bernoda
- 134. Seraut Wajah Ironi
- 136. Bersemunyi di Lapangan
- 142. Retorika Tanpa Jiwa
- 145. Maafkan Aku Puisi! Kau Jadi Pelarianku
- 150. Cahaya Dewantara: Kala Pelita Aksara Masih Temaram
- 154. Penguasa (Tak) Berkuasa
- 161. Bapa Aing: Rindu Purnama di Lembur Pakuan
- 163. Puisi | Barak, Jalan Pulang
- 166. Puisi Perempuan Tak Bertuan
0 Komentar